A CHILD ( chapter 4 )
A CHILD ( chapter 4)
Jesika kembali membuka mata ketika
merasa ada yang salah dengan tidurnya. Tidurnya tidak tenang sejak tadi, entah
apa yang dirasakan dia gelisah. Dia masih di kamar Ara menemani anak itu
bersama dengan Cho Kyuwon dalam satu tempat tidur. Pukul 03.00 KST sudah hampir
pagi namun mata Jesika masih enggan untuk benar-benar terpejam. Badannya
benar-benar lelah minta diistirahatkan, matanya pun berasa pedih karena sudah
beberapa hari ini dia kurang tidur. Dia sudah berusaha keras untuk bisa benar-benar
istirahat karena tubuhnya saat ini memang membutuhkannya, tapi entah rasanya
susah sekali bisa tidur dengan tenang malam ini setelah melihat kondisi Ara
yang seperti ini. Meskipun saat ini panas Ara mulai turun, nafasnya mulai teratur
dan tidak menggigil lagi. Jauh dilubuk hati dia merasa bahwa sakit Ara karena
dirinya. Jesika sadar sepehunya bahwa ini karena dia, terlalu sibuk dengan
aktifitasnya tanpa mempedulikan Ara yang membutuhkan perhatiannya. Permintaan
Chanyoel untuk segera mengakiri pekerjaanya semakin membuat Jesika kembali
berfikir keras, sepertinya memang itu pilihan yang tepat saat ini. Dia tidak
bisa seperti ini terus, sibuk berkutat dengan aktifitasnya di luar rumah setiap
hari dan melupakan Ara yang saat ini membutuhkan dirinya dimasa tumbuh kembang.
Mungkin sudah saatnya dia menerima tawaran chanyoel untuk menerima bantuannya,
toh sebentar lagi juga mereka akan menikah dan kebutuhan Jesika akan menjadi
tanggung jawabnya. Tapi dia bukan tipikal orang yang bisa dengan mudah menerima
bantuan orang lain tanpa melakukan apapun. Harga dirinya terlalu mahal untuk
menerima bantuan itu begitu saja. Tapi dalam lubuk hati dia pun merasa lelah
dengan yang dijalaninya sekarang. Dia menunduk memperhatikan wajah Ara yang
begitu tenang dalam tidur, sekali lagi dia merasa bersalah dengan anak itu. Dia
mengusap kening anak itu dan kembali memperhatikan wajahnya lekat-lekat. Jesika
melihat Kyuwon junior dalam wajah Ara, semua mirip dan tak satupun dari diri
Jesika yang menempel pada anak itu. Mata, alis, hidung, dagu sampai ke rahangnya,
bentuk-bentuk badannya, bahkan sampai kulitanya. Jesika tersenyum menyadari
bahwa Ara telah tumbuh sebesar ini. Masih kuat dalam ingatannya sosok Ara yang
mungil dalam gendonganya dan hanya bisa menangis juga menyusu. Benarkah ini
anakk ku? Pikir Jesika sambil mengusap air mata yang tanpa terasa sudah menetes
beberapa kali dari mata indahnya. Oh iya, dia anak ku. Jelas anak ku karena aku
yang mengandung dan melahirkannya. Anak ku dengann...
Jesika menghentikan komukisai
interpersonalnya kemudian menatap laki-laki dewasa di sebalah Ara yang sudah
tertidur tenang entah sejak kapan. Menyadari bahwa Ara adalah anaknya dengan Kyuwon
hati Jesika kembali sakit.
Cho Kyuwon, seorang pengusaha yang
memiliki agency artis cukup besar sejak dirintis sepuluh tahun yang lalu. Beberapa
artisnya sudah mulai menguasai pasar Asia dan beberapa negara di Eropa serta
Amerika. Bisnisnya berkembang pesat karena musik KPOP yang saat ini melanda
dunia dan nyaris semua media Korea selalu mmeberitakan artis-artisnya. Usianya
sepuluh tahun lebih tua dari Jesika namun dia tidak nampak seperti orang dengan
usia yang sesungguhnya. Badannya tinggi, tegap dan berisi. Dia memiliki kulit
yang sangat putih dan halus untuk ukuran seoarng laki-laki, bahkan Chanyoel pun
kalah. Garis mukannya yang nyaris sempurna dari jidat sampai dagu, alis nya
yang tebal dan rahangnya yang kuat namun tidak meninggalkan kesan ramah di
wajah. Senyumnya yang begitu tulus membuat orang selalu menyukainya ketika
melihat senyum itu termasuk Jesika kala pertemuan pertama mereka. Penampilannya
yang selalu rapi dan trendy, mungkin karena memang dia bekerja di industri
hiburan yang syarat dengan penampilan. Dia memang terlihat sangat menjaga
penampilannya. Mungkin itu yang membuatnya nampak lebih muda dari usia
sesungguhnya. Di mata Jesika sebenarnya dia sosok laki-laki yang baik, ramah,
sabar, dan penyayang. Namun apapun itu Jesika selalu tidak menyukainya, entah
apa alasannya. Bukan karena memang dia yang membuat Ara menjadi ada dalam kehidupannya,
karena sesungguhnya Jesika menyadari penuh bahwa kehadiran Ara muncul karena
hubungan yang dilakukan tanpa paksaan meskipun memang diluar dari kesadaran
mereka berdua. Jadi Jesika tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Kyuwon dan membuat
dia selalu membenci laki-laki itu. Satu hal lagi yang membuat Jesika kadang
kagum kepada Kyuwon meskipun tidak pernah menampakan kekaguman itu yaitu kesetiaan
terhadap istrinya. Dia begitu mencintai istrinya meskipun ada satu kondisi yang
membuat pernikahan mereka kurang sempurna.
Jesika bertemu dengan Kyuwon untuk
pertama kalinya di sebuah club malam tempat dia bekerja. Kehidupan Jesika yang
biasa-biasa saja dan cita-citanya untuk menjadi seorang dokter membuat dia
harus kerja keras untuk membantu ibunya yang bekerja sebagai karyawan kantor
biasa. Setelah tamat SMA dia bekerja di sebuah klinik 24 jam tempatnya bekerja
smpai saat ini. Itu kenapa dia begitu sulit meninggalkan pekerjaan itu karena
dari pekerjaan itu yang membantu Jesika sampai saat ini. Dia bekerja dari pagi
sampai sore sebagai receptionis saat itu. Malamnya dia habiskan waktu untuk
kembali bekerja di sebuah club malam bersama teman satu sekolahnya. Dia
menerima tawaran pekerjaan itu karena gajinya yang begitu besar meskipun hanya
sebagai waiters. Jesika membutuhkan uang tambahan untuk biaya masuk universitas
meskipun omma nya sudah mempersiapkan itu dan mungkin juga Chanyoel bisa
membantu Jesika jika mau. Tapi sekali lagi Jesika bukan orang yang dengan mudah
menerima bantuan dari orang termasuk itu pacarnya sendiri. Dia menyembunyikan
pekerjaan di club malam tersebut dari Chanyoel setidaknya beberapa bulan
sebelum perkuliahan akan di mulai dan Jesika akan segera meninggalkan pekerjaan
itu.
Jesika
sadar betul resiko yang dia terima karena bekerja di club malam. Godaan-godaan
dari para laki-laki hidung belang yang datang sudah menjadi hal yang biasa
banginya asalkan tidak mneyentuh tubuh, Jesika berusaha mengabaikan. Pekerjaan
waiters adalah melayani tamu yang datang, namun bukan rahasia pula bahwa
waiters-waiters di club juga memiliki pekerjaan ‘melayani’ lainnya. Untuk hal
itu Jesika sudah memantapkan dirinya untuk tidak terlibat, hal tersebut
dibolehkan karena memang melayani dalam tanda kutip itu hanya tambahan pribadi
dari waiters itu sendri. Meskipun tak jarang Jesika mendapat tawaran dari
supervisornya yang diminta dari pelanggan untuk menemaninya namun Jesika selalu
menolak. Sampai pada suatu malam Jesika diminta secara langsung oleh pemilik
club itu untuk menemani temannya yang butuh teman ngobrol. Awalnya memang
Jesika menolak tapi pemilik club itu
berani memastikan bahwa temannya tidak akan berani meminta lebih selain
hanya ngobrol, dia menjaminnya. Meskipun tidak yakin tapi akhirnya Jesika
menerima permintaan itu juga, pemiliknya sendiri yang menjamin bahwa tidak akan
lebih dari hanya teman ngobrol saja. Akhirnya Jesika dipertemukan dengan teman
bos nya tersebut. Rapi, sopan, ramah dan tampan. Itu kesan pertama yang Jesika
dapat dari pertemuan dengan laki-laki yang akan memintanya untuk menemani malam
itu. Awalnya Jesika ragu bahwa pertemuan itu hanya akan dilalui hanya dengan
ngobrol saja, tapi begitu bertemu dengan laki-laki itu entah keyakinan apa yang
membuatnya memang tidak akan terjadi apa-apa selain hanya bicara. Akhirnya dia
memantapkan langkahnya untuk mengikuti laki-laki itu yang sudah memesan privet
room dan beberapa makanan serta minuman beralkohol. Laki-laki itu menyewa
privat room vvip di club itu yang memiliki luas ruangan lebih dari
ruangan-ruangan lainnya selain itu juga mendapatkan fasilitas karaoke. Meskipun
Jesika bingung kenapa orang seperti di hadapannya kini membutuhkan teman
ngobrol dan memilih datang ke tempat ini untuk mencarinya, namun Jesika hanya
bisa diam dan menuruti laki-laki itu. Dia hanya akan bicara ketika laki-laki itu
mengajaknya bicara, jika tidak Jesika akan memilih untuk diam dan melayaninya
mengambilkan atau
menuangkan minuman. Sudah beberapa menit mereka berdua ada di ruangan itu dan
masih belum ada pembicaraan. Laki-laki itu pun tidak meminum minuman alkohol seperti
yang sudah di pesan dan terhidang di meja. Dia hanya meminum air mineral. Dari
penampilan, Jesika bisa menebak bahwa dia bukan tipe orang yang sering datang
ke club.
“
Siapa nama mu?” tanya laki-laki itu membuka percakapan setelah hampir satu jam mereka
hanya berdiam dan saling memperhatikan.
“
Jesika tuan.” Balas Jesika singkat.
“
Berapa usia kamu sekarang? Sepertinya kamu masih terlalu muda untuk bekerja di
club seperti ini.” Laki-laki itu mulai menatap intens Jesika yang membuatnya
mulai takut.
“
19 tahun.”
Laki-laki itu meletakan gelas berisi
air mineralnya dan kembali memperhatikan Jesika lekat-lekat.
“ Nama ku Kyuwon, panggil aku oppa
jangan tuan.”
“
Ne oppa.” Jesika menuruti laki-laki yang baru mengenalkan namanya sebagai
Kyuwon itu. Jesika menunduk tidak berani menatap laki-laki itu.
“
Tenang saja aku tidak akan menyakiti mu, aku hanya benar-benar membutuhkan
teman bicara.”
“
Kenapa anda kesini jika hanya membutuhkan teman bicara.” Karena menurut Jesika
orang seperti Kyuwon tidak mungkin tidak memiliki teman untuk sekedar berbicara
dan kenapa harus ke sini.
“
Karena aku membutuhkan teman bicara yang sama sekali tidak mengenalku.”
Jesika masih tidak mengerti dengan
maksut laki-laki di depannya kini. Dia hanya diam, seperti janjinya dengan diri
sendiri bahwa dia tidak akan banyak bicara jika memang tidak diajak bicara.
“
Berapa banyak uang yang kau butuhkan sampai kau harus bekerja di tempat ini?”
“
Banyak oppa. Aku sendiri tidak bisa menyebutkan nominalnya.”
“
Apa kamu dalam masalah sampai membutuhkan uang yang bahkan kamu sendiri tidak
bisa menyebutkan jumlahnya?”
Jesika terdiam, berusaha berfikir apa
perlu dia memberitahukan masalahnya kepada laki-laki ini. Bukan kah dia ada
disini untuk mencari teman bicara dan Jesika pikir bukan pembicaraan seperti
ini yang laki-laki itu harapkan yang justru membahas masalah hidupnya.
“
Maaf saya tidak bisa memberi tahu anda.” Jawaban itu yang akhirnya Jesika
berikan.
“
Baiklah. Kau bisa ceritakan jika kau mau dan aku akan mendengarnya.”
Jesika menggeleng dengan senyuman
manisnya. Ini senyuman pertamanya sejak bertemu dengan Kyuwon beberapa jam yang
lalu. Jawaban Kyuwon membuat Jesika sedikit lega, setidaknya laki-laki itu
menunjukan sikap peduli dan dengan bijak berusaha mau mendengarkan permasalahannya.
“
Apa kamu pernah merasakan cinta?” tanya Kyuwon sambil menuangkan sebotol wine
ke dalam gelasnya. Jesika berusaha membantu untuk menuangkan wine itu tapi
Kyuwon menolaknya. Kyu malah menuangkan wine itu juga ke gelas satunya lagi dan
memberikannya kepada Jesika.
“
Aku tidak tau cinta itu apa oppa, tapi aku memiliki kekasih dan aku
menyukainya. Aku merasa nyaman bersamanya.” Jesika menerima gelas itu dan berusaha
menjawab pertanyaan kyuwon barusaja.
“
Minumlah.” Perintah Kyu melihat Jesika yang ragu-ragu menerima gelas berisi
wine itu.
“
Apa aku juga harus menemani mu minum oppa?”
“
Ne seperti perjanjian kita. Itu hanya segelas wine, tidak akan membuat mu
langsung mabuk.”
Jesika menurut dan meminum habis wine
yang diberikan Kyuwon kemudian meletakan kembali gelas itu ke meja.
“
Sudah berapa lama kamu berhubungan dengan kekasih mu?” tanya Kyu kemudian.
“
Kita berpacaran sudah hampir dua tahun.”
“
Apa kamu merasa bahagia jika bersamanya? Bahagia melihat dia bahagia dan sakit
melihat dia sakit? Melakukan sesuatu untuk menyenangkannya?”
“
Ne, aku merasakan itu selama bersamanya.”
“
Itu namanya cinta.”
Jesika diam tidak menjawab. Sebenarnya
apa tujuan laki-laki di hadapannya ini kenapa membicarakan ini. Apa laki laki
ini baru saja megalami putus cinta sehinga menanyainnya tentang cinta. Beberapa
saat mereka kembali diam lagi namun Kyu mulai menghabisakan satu botol wine
bersama Jesika dan sekarang mulai membuka minuman beralkohol lainnya.
“
Aku juga memiliki seorang yang aku cintai. Aku begitu mencintainya dan kita
menikah empat tahun yang lalu.”
Terang Kyuwon. Jesika sedikit kaget
dengan pengakuan Kyuwon yang sudah menikah, dia pikir laki-laki itu masih
lajang karena penampilannya yang tidak menunjukan bahwa dia seorang yang
memiliki istri. Dia begitu tampak muda dengan outfit kemeja denim dan celana
yang sama ia kenakan. Meskipun nampak lebih dewasa dari dirinya Jesika mengira
usia Kyu masih dua atau tiga tahun diatasnya seperti usia Chanyoel.
“
Kami sangat bahagia setelah menikah. Mungkin kamu tau bagaimana rasanya bersama
dengan orang yang kita cinta.”
Jesika menunduk mengiyakan perkataan
Kyuwon. Sebelum melanjutkan kembali kalimatnya Kyuwon menuangkan kembali
minuman beralkohol itu ke gelasnya dan gelas Jesika kemudian meminumnya
bersama-sama. Mereka sudah menghabiskan tiga botol dan Jesika sudah mulai
pusing.
“
Apalagi kita bersama-sama selalu dan tinggal dalam satu rumah. Aku bahagia di
tahun-tahun pertama pernihakan ku. Aku mulai merindukan kehadiran anak dalam
rumah tangga ku namun sampai tahun ketiga pernikahan kita belum mendapatkannya.
Sampai tahun ini tahun ke empat, istri ku belum juga menunjukan tanda-tanda
kehamilan. Akhirnya kita memutuskann untuk memeriksakan kesehatan kita.” Kyuwon
menghentikan ceritanya dan meminum lebih banyak lagi. Dia butuh jeda untuk
melanjutkannya dan mengumpulkan kekuatan menyeritakan kenyataan yang hari ini
dia terima dan begitu menyakiti hatinya. Kenyataan yang sebenarnya tidak ingin
dia ceritakan ke siapapun, tapii hatinya butuh pelepasan untuk menerimanya.
Keputusan untuk datang ke club itulah akhirnya dan mencari seseorang yang sama
sekali tidak dia kenal dan sebaliknya untuk mendengarkan curahan hatinya. Dia
datang pada sahabatnya pemilik club itu dan minta dicarikan siapa pun yang bisa
diajak bicara dengan catatan dia bisa menjaga apapun yang Kyu ceritakan. Kyu
bahkan mengajukan syarat agar kondisinya sama-sama dibikin mabuk agar sama-sama
tidak sadar dengan apa yang dia ceritakan.
“ Kita melakukan tes beberapa hari yang lalu
dan tadi pagi hasilnya keluar. Hasil dari tes kesehatan itu menunjukan bahwa
istri ku tidak bisa memberikan aku keturunan sampai kapan pun. Dia
mandul.”terus Kyuwon. Tidak akan semudah itu mengatakannya jika dia tidak dalam
kondisi mabuk. Dengan membuat teman bicaranya mabuk Kyu berharap bahwa dia akan
mengabaikan apa yang Kyu ceritakan dan membuat aman kenyataan itu. Namun
ternyata tidak, meskipun Jesika sudah mulai mabuk tapi dia bisa mendengar
dengan jelas kalimat Kyuwon yang terakhir. Jesika mulai mengerti sekarang
kenapa Kyuwon butuh teman biacara saat ini. Tidak mudah menerima kenyatan bahwa
orang yang sangat kita cintai tidak bisa mengabulkan harapan kita untuk
memiliki keturunan. Jesika berusaha mengerti Kyuwon. Dia iba dengan laki-laki
dihadapannya, dia berjalan mendekat dan duduk di sebelahnya kemudian mengusap
lengan kekar itu berusaha memberi kekuatan. Kyu semakin banyak minum dan Jesika
pun ikut minum seperti yang Kyu inginkan.
“
Aku sangat mencintai istri ku, tapi aku juga membutuhkan keturunan untuk
meneruskan cita-cita dan harapan ku termasuk perusahaan ku. Aku ingin terus
meneruskan pernikahan kami, dengan resiko bahwa aku tidak akan pernah punya
anak dan itu berat bagi ku.” Terang Kyuwon.
“
Apa istri anda mengetahui kondisinya saat ini?” Jesika memberanikan diri untuk
bertanya. Setidaknya dia ingin memberikan respon pada Kyuwon.
“
Dan yang menyakitkan bagi ku bahwa dia sudah mengetahui kondisinya sebelum
memutuskan menikah dengan ku. Dia tidak terus terang tentang kondisinya yang
tidak bisa memiliki keturuanan. Kita sudah menjalin hubungan selama lima tahun
sebelum memutuskan untuk menikah, dan selama itu kami sudah melakukan hubungan
badan berkali-kali. Dia tidak menolaknya dulu karena aku baru sadar sekarang
dia tidak akan pernah hamil meskipunn kami sering melakukannya sebelum menikah.”
Kyuwon menghentikan ceritanya. Berusaha
menenangkan diri dan menurunkan emosinya. Bahkan dalam kondisi seperti ini
baginya terlalu sulit untuk membenci istrinya. Perasaanya sudah terlalu dalam,
mereka sudah bersama hampir sepuluh tahun dan sudah menghabiskan banyak waktu
untuk melalui kehidupan. Dia mengingat kembali pertemuan pertama dengan Kim
Yura perempuan berdarah Korea-Cina yang
dia kenal sejak di bangku SMA. Semua kenangan tentang Kim Yura kembali muncul
dalam bayangan Kyuwon sekarang. Kenangan itu bercampur sakit yang sekarang dia
terima. Tapi bukankah terlalu egois jika dia meninggalkan perempuan itu hanya
karena tidak bisa memberinya keturunan setelah bersama bertahun-tahun lamanya.
Hey! Hanya karena? Tidak seremeh itu membicarakan tentang keturunan. Ini
tentang masa depan dan masa depan ku ada dalam harapan tentang keberadaan
keturunan itu sendiri. Lalu masa depan apa lagi memang yang masih ingin aku
harapkan setelah aku begitu bahagia dengan masa depan memiliki gadis yang
begitu aku cintai selama ini. Hey! Bukankah dia juga sama egoisnya
menyembunyikan kondisinya karena tidak ingin kau pergi meninggalkan dia begitu tau
kondisinya? Dia melakukan itu, bukti bahwa dia sama mencintainya dengan diri mu.
Dia ingin terus bersama kamu selama hidupnya. Tapi ini menyakitkan ku, apakah
dia juga tidak menginginkan seorang anak? Baiklah kalau begitu menikahlah lagi
dan mendapatkan anak dari perempuan lain kemudian kamu akan bahagia kembali
dengan istri mu karena keinginan mu dan dia untuk memiliki anak terturuti. Aku
tidak bisa setega itu menyakiti dia dengan membiaran aku menikahi perempaun
lain hanya untuk mendapatkan anak. Lalu apa kabar dengan perempauan yang sudah
mau melahirkan anak ku? Itu terlalu drama seperti film-film yang sering istri
ku lihat di SBS. Kyuwon berinteraksi interpersonal dengan dirinya sendiri.
Sungguh dia tidak pernah merasakan dilema separah ini dalam hidupnya. Dia bisa
saja bercerita dengan sahabat atau omma nya dan meminta pendapat, tapi dia
tidak ingin membuka aib keluarganya. Aib istrinya adalah aib baginya juga. Jadi
walau bagaimanapun dia akan menyembunyikan ini.
Dia menoleh kearah samping yang ternyata sudah
ada Jesika di sebelahnya. Gadis itu nampak sudah tidak sadarkan diri dan
menyandarkan kepala di bahunya. Cantik. Pikir Kyuwon. Dia mengambil lengannya
dan berusaha menegakan posisi duduk Jesika yang condong miring ke tubuhnya.
“
Biarkan aku disini, kepala ku terlalu pusing oppa.” Bisik gadis itu.
Kyuwon memperhatikan wajahnya. Dia
tidak tega dan akhirnya diambil kepala gadis itu kemudian di taruh
dipangkuannya. Kyu meneruskan minumnya kembali dan menghabiskan sisanya. Dia
kembali memperhatikan gadis yang tertidur dengan mengigau tidak jelas di pangkuanya.
Entah kenapa tiba-tiba Kyu melihat sosok istrinya ada dalam gadis itu.
Pelan-pelan dia mengusap wajah cantik itu, dan Jesika membuka matanya. Beberapa
menit tatapan mereka bertemu namun kemudian Jesika kembali memejamkan matanya.
Sungguh Kyuwon melihat istrinya pada Jesika, entah memang itu benar atau memang
pengaruh minuman memabukan yang barus saja dia habiskan. Dia menunduk akhirnya
menyentuh bibir mungil gadis itu, semakin menunduk dan semakin dekat sampai
bibir mereka menempel. Jesika tidak menolak tapi tidak menerima juga. Dia hanya
diam. Kyuwon kembali memberanikan diri untuk memperlakukan gadis itu lebih
lagi. Jesika, sebagai gadis yang memang pernah beberapa kali melakukan hubungan
badan dengan kekasihnya Park Chanyoel menerima perlakuan itu dengan baik. Entah
karena dia terbawa perasaan atau memang pengaruh minuman beralkohol yang
membuatnya dia mabuk. Malam itu mereka benar-benar melakukannya. Tidak hanya
sekali, namun berkali-kalii sampai mereka kehabisan tenaga dan tak sadarkan
diri dengan sendirinya.
Setelah
kejadian itu Jesika memutuskan untuk keluar dari pekerjaanya di club dan
memilih tetap menjalankan hidupnya seperti biasa. Sakit pasti, tapi dia tidak
mau larut dalam kesalahan. Dia memutuskan untuk mengubur jauh-jauh memori itu
dan berjanji akan melupakannya. Dia hanya berharap bahwa tidak akan lagi
bertemu dengan laki-laki itu dan menyembunyikannya dari Chanyoel. Jika Jesika
bertekat akan melupakan kejadian malam itu, tidak demikian dengan Kyuwon.
Setelah malam itu dia kembali datang ke club dan mencari Jesika untuk meminta
maaf dan jika Jesika mengingikan pertanggung jawaban dia akan melakukannya. Dia
benar-benar merasa berdosa telah berani selancang itu meminta dari Jesika.
Namun nihil, dia tidak bisa menemukan gadis itu. Hari-hari berikutnya Kyuwon
jadi sering mengunjungi club itu untuk mencari Jesika, namun tetap saja dia
tidak menemukan perempuan itu. Suatu malam dia menanyakan Jesika pada manager
club tersebut dan baru mengetahui jika Jesika telah keluar dari pekerjaanya di
club tersebut. Dia tidak tahu diaman Jesika tinggal atau sekedar nomor
telfonnya, yang dia tahu hanya namanya. Lalu bagaimana dia bisa menemukan
Jesika kembali. Mungkin satu-satunya cara adalah meminta CV yang dulu Jesika
kirimkan saat melamar pekerjaan di club itu dan melihat dimana dia tinggal atau
alamat yang tercantum dalam CV nya. Kyuwon pun tak putus arang, dia meminta sahabatnya
yang memiliki club tersebut untuk mendapatkannya dan dengan mudah dia
mendaptkan apa yang dia inginkan. Satu minggu setelahnya Kyuwon benar-benar
mendatangi rumah Jesika dan ditemui oleh Arumi omma nya. Kunjungan pertamanya
tidak bisa bertemu langsung dengan Jesika karena dia sedang tidak di rumah.
Kunjungan ke dua, ketiga, ke empat sampai ke tujuh pun Kyuwon masih belum bisa
menemui gadis itu. Arumi jadi curiga dengan laki-laki dewasa yang terus
menanyakan putrinya ke rumah itu karena Jesika pun tidak bisa menjelaskan siapa
dia yang terus mencarinya, Jesika hanya menitipkan pesan bahwa dia tidak mau
lagi bertemu dengan laki-laki itu lagi. Awalnya Arumi pikir itu kekasih baru Jesika
namun dugaanya salah karena Jesika masih bersama Chanyoel. Sampai suatu hari saat Kyu datang kembali ke
rumahnya dengan tujuan yang sama seperti sebelum-sebelumnya, Arumi menanyakan
tentang keperluan Kyuwon dan apa hubungannya dengan Jesika, namun Kyu tidak
bisa menjelaskannya saat itu. Dia hanya memeberi nomor telfon nya dan meminta
untuk memberikan tentang kabar Jesika, jika sesuatu terjadi pada Jesika maka
Kyu yang akan bertanggung jawab. Meskipun bingung dengan permintaan Kyuwon tapi
Arumi menyanggupi permintaan itu. Entahlah Kyu sendiri memiliki harapan yang
cukup besar dengan apa yang sudah dia lakukan bersama Jesika malam itu. Itu
harapan terakhir dan satu-satunya untuk bisa mendapatkan keturunan meskipun
dilakukan diluar dari kesadarannya. Jika pun dia melakukan itu dengan sadar dia
tidak akan mampu.
Singkatnya dua bulan setelah itu Kyu
mendapat telfon dari Arumi dan memintanya untuk datang ke rumah. Meskipun dalam
kondisi shock, Arumi akhirnya meminta pertanggung jawaban Kyuwon atas bayi yang
dikandung Jesika dan telah berumur tiga minggu. Arumi begitu kecewa mengetahui
anak gadis satu-satunya harapan hidupnya telah hamil sebelum melakukan
pernikahan. Awalnya Arumi menyangka bahwa bapak dari bayi yang dikandung Jesika
adalah Chanyoel karena memang kenyataanya Chanyoel lah yang selalu bersama
Jesika. Namun Arumi dibuat semakin kecewa mengetahui bahwa bapak dari bayi itu
bukanlah Chanyoel tapi Kyuwon. Laki-laki yang bahkan tidak Jesika kenal. Pada
akhirnya Jesika menceritakan semua yang telah terjadi padanya kepada Arumi.
Meskipun kecewa dan marah namun Arumi tidak mau memperlihatkannya dan menambah
sedih putrinya, dia tau ini berat bagi Jesika. Setidaknya dulu dia pernah
mengalami apa yang Jesika rasakan saat ini. Dalam kondisi yang seperti itu
tentu dukungan orang tersayang sangatlah penting dan Arumi ingin memberikan
dukungan itu. Namun Arumi tidak memberikan dukungan pada Jesika yang bersikeras
untuk menggugurkan kandungannya. Meskipun masa depan Jesika taruhannya tapi
menggugurkan kandungan bukanlah jalan satu-satunya, Arumi pikir masih ada
pilihan lain maka dari itu dia menghubungi Kyuwon selain untuk minta
pertanggung jawaban juga meminta untuk membujuk Jesika.
“
Aku mohon pertahankan bayi itu. Aku akan menanggung seluruh hidupnya jika kamu
keberatan. Pikirkanlah bahwa dia tidak berdosa sama sekali, kenapa kamu bisa
setega itu membunuhnya.” Pinta Kyuwon untuk yang kesekian kalinya membujuk
Jesika. Perempuan itu memang memiliki hati yang keras seperti ayahnya, jadi
sekali Jesika memiliki keinginan maka akan kecil kemungkinan bisa di gagalkan.
“
Aku mohon pula tuan mengertilah, jalan ku masih pajang. Masih memiliki banyak
mimpi dan aku tidak ingin berhenti disini.” Balas Jesika ketus. Entah setelah
kejadian malam itu Jesika menjadi membenci laki-laki itu. Meskipun Jesika paham
bahwa itu bukan sepenuhnya kesalahan Kyuwon. Namun baginya masalah ini tidak
akan ada jika Kyuwon saat itu tidak melanggar janjinya untuk tidak melakukan
apapun selain hanya ngobrol.
“
Kamu masih bisa meneruskan hidup dan mimpi mu. Percayalah, aku bisa mengabulkan
apa mimpi mu.”
“
Jangan sesombong itu tuan. Anda tidak mengerti seperti apa hidup ku.”
“
Apapun itu, tetap tidak bisa kamu jadikan alasan untuk membunuh bayi itu.”
“
Kenapa tidak, aku yang mengandungnya.”
“
Aku yang membuat mu mengandung. Ingat.”
“
Iya, semua ini gara-gara anda tuan. Dan anda masih bisa meminta lagi untuk aku
mempertahankan bayi ini? Apa yang sebenarnya anda pikirkan? Jangan seegois
itu.”
“
Apa ketakutan kamu dengan tetap mengandung anak itu?”
“ Tentu saja masa depan ku. Apa yang
orang katakan ketika mereka mengetahui aku mengandung dan melahirkan anak tanpa
bapak.”
“ Aku akan menikahi mu jika karena itu.”
“ Menjadi istri ke dua anda begitu?
Sekalipun tidak pernah saya bayangkan akan menjadi istri simpanan.
Terimakasih.”
“ Lalu aku harus bagaimana?” Kyuwon
hampir menyerah menghadapi kekerasan hati perempuan di hadapannya kini yang
sama sekali tidak mau menatapnya. Dia terus memalingkan muka seolah jijik
berhadapan dengannya.
“ Pergilah dari kehidupan ku dan jangan
pernah muncul lagi di hadapan ku.”
“ Aku akan melakukan itu setelah kamu
melahirkan anak ku.”
“ Tidak akan pernah aku lahirkan.”
“ Baik kalau kamu masih bersikeras
seperti ini, maafkan aku jika aku akan mengambil jalur hukum untuk mempertahan
kan anak itu. Kamu juga pasti tau membunuh janin adalah perbuatan ilegal.”
“ Kenapa anda bisa sejahat ini?” teriak
Jesika. Air matanya kembali turun yang sudah sejak tadi dia tahan.
“ Ayolah kita bicarakan ini secara dewasa. Masih
banyak pilihan solusi yang tetap membuat mu bisa melanjutkan hidup dan
cita-cita mu.”
“ Seperti apa misalnya?”
“ Mengalah lah untuk masuk kuliah tahun
depan dan tetap mempertahankan kandungan kamu. “
“ Dan sekali lagi membiarkan orang akan
tau aku mengandung tanpa ayah? Lalu pacar ku? Anda tau kan rasanya kehilangan
orang yang anda cintai seperti apa. Aku sudah menaruh sebagian cita-cita ku
bersamanya.”
“ Dengarkan sampai aku selesai bicara
Jesika.” Bentak Kyuwon yang langsung membuat Jesika diam dan takut. Ini pertama
kalinya dia mendengar suara tinggi Kyu.
“ Kamu bisa sembunyi di suatu tempat
bahkan jika kamu mau kamu dan omma kamu bisa pergi ke luar negri sampai kamu
melahirkan. Aku akan menanggung semua biaya hidup selama kalian dalam masa
persembunyian. Begitu kamu melahirkan anak itu, kamu bisa kembali ke Korea dan
melanjutkan pendidikan kamu. Kemudian kembali pada pacar kamu dan memulai
kembali hidup kamu. Anak itu akan menjadi milik ku jika kamu benar-benar tidak
menginginkannya. Bilang lah apapun alasan kamu pada pacar kamu bahwa kamu harus
ada di luar negeri selama kurang lebih satu tahun. Aku pikir itu cukup baik.”
Jesika masih diam tidak merespon. Dalam
hatinya dia berfikir mungkin memang masih ada jalan lain dan solusi yang di
tawarkan Kyuwon memang sedikit lebih baik.
“
Aku mohon Jesika, hanya kamu yang bisa membantu ku untuk membuat aku menjadi
seorang ayah.”
“
Menikahlah lagi jika anda ingin menjadi ayah.”
“
Aku tidak mau menyakiti istri ku.”
“
Lalu apa yang anda lakukan terhadap ku?”
“
Kita melakukannya tanpa paksaan Jesika, kita sama-sama tidak sadar dan tidak
saling menyakiti meskipun hasilnya sangat menyakitkan.”
Sunyi. Mereka berdua kemudian diam
dalam fikiran masing-masing. Jesika yang memikirkan tawaran Kyuwon barusaja dan
Kyu yang memikirkan tentang dengan cara apalagi dia bisa membujuk gadis itu.
Harapannya memang hanya ada pada Jesika untuk tetap mempertahankan kandungan
itu dan membuatnya memiliki keturunan. Dia tetap tidak bisa meninggalkan
istrinya.
“
Aku mohon Jesika.. aku percaya kamu tidak setega itu membunuh darah daging kamu
sendiri.”
Seperti ada yang memukul dadanya ketika
Jesika mendengar kata darah daging itu. Iya janin dalam kandungannya saat ini
adalah darah dagingnya sendiri, bagaimana bisa dia dengan mudah membunuhnya.
Dia mulai terisak kembali.
“
Pergilah tuan.“ tutup Jesika kemudian pergi meninggalkan Kyuwon yang masih
terpaku duduk di kursi ruang tamu rumahnya.
Setelah memikirkan beberapa hari
akhirya Jesika menerima tawaran Kyuwon untuk tetap melanjutkan kehamilannya dan
bersembunyi sampai dia melahiirkan. Jesika dan omma nya memilih Jepang untuk
tempat persembunyiannya selama hampir satu tahun itu. Dia berbohong pada
Chanyoel dengan mengatakan akan ke Indonesia negara asal omma nya untuk bertemu
keluarga besarnya dan tinggal selama satu tahun disana, dia meminta Chanyoel
untuk tetap menunggunya dan Chanyoel menyanggupi. Selama mereka terpisah jarak
mereka hanya intens melakukan komunikasi via telfon dan sosial media lainnya.
Jesika begitu beruntung memiliki Chanyoel yang begitu mengerti dan setia
terhadapnya. Itu yang membuat dia tidak pernah bisa meninggalkan Chanyoel.
Di Jepang Jesika dan Arumi menempati
apartemenn mewah untuk tempat tinggalnya selama disana, mereka juga memiliki
satu pendamping sebagai penerjemah bahasa ketika mereka akan pergi kemana-mana.
Memiliki satu pembantu rumah tangga untuk mengurus apartemen dan sopir yang
selalu mengantarkan kemanapun mereka ingin pergi. Semua Kyuwon siapkan untuk
menebus dosanya pada Jesika meskipun Kyuwon sadar dosanya tidak akan pernah
terhapus. Kyu mengunjungi mereka satu kali dalam dua minggu untuk mengikuti
perkembangan calon bayi nya. Dia sudah mulai akrab dengan Arumi dan selalu
mendapat info apapun yang terjadi dengan kehamilan Jesika dari Arumi. Selama
itu Jesika masih saja ketus dan acuh terhadap Kyuwon, tapi toh Kyu tidak
mempermasalahkan sikap Jesika asalkan dia tetap mau menjaga kandungannya.
Selama sembilan bulan lamanya Jesika mengandung dan merasakan
pengalaman-pengalaman layaknya ibu yang sedang mengandung seperti ngidam,
perasaanya yang berubah menjadi semakin sensitif, mudah marah, mudah capek,
mudah lapar dan yang terakhir sering dia rasakan menjelang persalinannya kram
pada perut. Bayi dalam kandungannya aktif sekali dan sering menendang mungkin
mencari perhatian. Jesika jadi sering mencari informasi tentang ibu hamil dan
bayi dalam internet karena itu dia sering melakukan interaksi dengan bayinya
melalui entah itu musik atau mengobrol meskipun jesika tidak pernah mendapat
jawaban dari bayinya. Mungkin hanya tendangan-tendangan kecil untuk merespon
ucapannya. Itu semua membuatnya bahagia tanpa Jesika sadari, ikatan batin
seorang anak dan ibu itu berjalan dengan natural. Hal itu yang membuatnya
merasa bahwa dia menyanyangi janin dalm kandungannya dan kembali berfikir bahwa
dia tidak akan memberikan anak itu begituu saja pada Kyuwon setelah dia selesai
melahirkan.
“
Maafkan aku tuan karena aku harus meningkari janji ku. Aku tidak ingin
memberikan anak ini pada mu.” Terang Jesika kala Kyu ingin mengambil bayi itu
darinya.
“
Apalagi ini? Bukankah kita sudah sepakat. Kamu juga kan tidak akan menginginkan
bayi itu.”
“
Aku berubah fikiran setelah aku mengandungnya sembilan bulan ini. Dia anak ku.”
“
Iya aku tau, dia anak mu. Tapi dia juga darah daging ku.”
“
Aku yang mengandung dan melahirkannya.”
“
Baiklah, lalu apa yang kamu inginkan?” dalam hati Kyuwon senang mendengarnya.
Karena sesungguhnya masalah baru bagi Kyu setelah Jesika melahirkan anak itu
adalah bagaimana dia bisa merawat dan membesarkan anak itu sendiri. Dia tidak
mungkin merawatnya bersama Kim Yura karena pasti akan menyakiti hatinya. Kyu
berharap bahwa Jesika terbuka mata hatinya untuk merawat dan membesarkan anak
itu sendiri dengan pengawasan Kyu.
“
Biarkan aku merawat anak ini tuan. Aku menyayanginya.” Mohon Jesika. Kyu diam mendengarnya.
“
Lalu bagaimana dengan pendapat orang jika mereka tau kamu membesarkan anak
tanpa bapak? Apakah pacar kamu juga bisa menerima mu kembali begitu dia tau
kamu sudah memiliki seorang anak?”
Jesika tidak bisa menjawab. Dia tidak
bisa mengikuti ego nya untuk meninggalkan bayi itu begitu saja dan dibawa Kyu
ayahnya. Tapi dia juga tidak mau kehilangan Chanyoel jika tau dia telah
memiliki seorang anak. Jesika sudah tidak mau ambil pusing tentang pendapat
orang terhadapnya. Ini hidup dia, dia yang menjalaninya bukan orang lain. Dia
tidak hidup dari komentar orang jadi buat apa memikirkan pendapat orang.
“
Baiklah, urus dan besarkan anak itu dengan kasih sayang mu. Aku akan mengurus
tempat tinggal kalian di Korea. Tinggalkan rumah lama kalian untuk menghindari
gunjingan dari tetangga. Kalian akan hidup di apartemen ku. Untuk identitas
anak itu, mungkin lebih baik ...” Kyu tidak berani meneruskan kalimatnya. Ini
akan menjadi sangat sulit ..
“
Biarkan bayi itu aku akui sebagai anak ku. Jadi kamu bisa mengenalkannya ke
Chanyoel sebagai adik kamu.” Putus Arumi. Dia begitu pandai membaca situasi,
Kyuwon bersukur mendengarnya.
Akhirnya setelah semua sepakat, Jesika
dan Arumi akan kembali ke Korea lagi setelah usia Ara tiga bulan sambil
menunggu Jesika menghilangkan bekas tanda-tanda habis melahirkan. Kyuwon sudah
menyiapkan semua keperluan mereka bertiga untuk kembali ke Korea termasuk
tempat tinggal baru di apartemen mewah miliknya dan sagala kebutuhan harian
Ara. Biaya hidup Ara ditanggung Kyuwon sepenuhnya sampai waktu yang tidak
ditentukan karena Ara akan menjadi pewaris tunggal dari harta Kyuwon. Sebenarnya
Kyu bisa saja memenuhi kebutuhan Jesika dan Arumi, tapi Jesika menolaknya. Dia
masih bisa bekerja sambil kuliah untuk memenuhi kebutuhannya dengan Arumi.
Konsekuensinya adalah bahwa dia harus bekerja lebih keras lagi karena dengan
mangasuh bayinya maka Arumi akan meninggalkan mata pencahariannya dan Jesika
yang akan bertangung jawabb untuk itu. Pada akhirnya Jesika kembali bekerja
pada klinik tempatnya bekerja dulu.
^^^
Sekarang setelah lima tahun lamanya dan
Ara tumbuh sebesar ini, Jesika masih lalai menyiapkan bagaimana kelanjutan
hidup anak itu. Dia akan tumbuh dewasa dan mulai mengerti situasi apa yang
dihadapi, dia akan mulai mengerti itu pasti. Cepat atau lambat. Hanya Jesika
masih belum bisa menemukan cara bagaimana dia bisa memberitahu anak itu. Dia
tidak bisa membiarkan Ara terus menganggapnya sebagai kakak perempuan, dia juga
ingin suatu saat Ara memanggilnya dengan sebutan omma. Jesika mengusap tetesan
air matanya kembali mengingat betapa sulit hidupnya. Dia masih belum mengalihkan
pandangannya dari anak itu dan laki-laki dewasa di sebelahnya.
“
Ada apa? Kenapa kamu tidak tidur?” tanya Kyu yang tiba-tiba membuka mata. Dia menyadari
sejak tadi ada yang memperhatikan tidurnya.
“
Ani.” Jesika mengusap kembali mukanya berusaha menyembunyikan bukti bahwa dia
habis menangis semalaman.
“
Sudah jam empat pagi, aku harus bersiap-siap untuk ke rumah sakit. Aku titip
Ara. Kondisinya sudah membaik.” Balas Jesika. Dia melepaskan genggaman
tangannya dari Ara dan segera berdiri kemudian bergegas keluar dari kamar itu.
Kyuwon hanya mematung memperhatikan Jesika keluar dari kamar kemudian
melanjutkan tidurnya dan memeluk Ara lebih erat lagi.
^^^
0 komentar