Dear SEMARANG..
Masih dalam suasana perayan HUT kota Semarang 469, baca postingan sebelumnya http://isul-irasulistia.blogspot.co.id/2016/05/hut-semarang-469.html
postingan kali ini juga berisi sekitaran Semarang.
Di gathering blogger Semarang April lalu udah sepakat akan
nulis harapan-harapan kita di blog untuk kota Semarang turut serta memeriahkan
pesta. Alih-alih ( dah apaan coba bahasa gue ) mengharapkan ini itu dari
pemerintah kalo gue mending melakukan sesuatu untuk kota gue.
Bukan apa yang harus kita harapkan pada kota kita tercinta,
tapi lakukan gerakan perubahan untuknya. Tiidak peduli sekecil apapun itu.
Sekarang pemkot Semarang kekinian uey! Dikit-dikit laporan ke
twitter sama instagram. Jalan lobang dikit bikin status mention pak wali,
kemudian dari pak wali di terusin lagi ke dinas terkait dan dari dinas terkait
akan segera dilakukan tindakan kemudian setelah selesai pekerjaan akan
dilapoprkan kembali melaui twitter. Hasil pekerjaan before after nya bakal di
foto dan diunggah juga ke instagram. Sangat efektif kan. Itu kalo jalan yang
lobang ya, kalo gigi sih jangan lah laporan ke pak hendi apalagi hati yang
lobang karena mantan. Duhh
Pola semacam ini memang sudah digunain sama pemkot Bandung
kang emil, cara komuniksi yang dilakukan sangat efektif dan tepat pada sasaran
dengan menggunakan media social, walaupun memeng jangkauan ke orang-orang tua
nya belum bisa dikatakan tetap at least bisa banget buat giring anak-anak
mudanya untuk peduli dan tanggap cepat pada peristiwa di sekitar dan segera
laporan. Anak muda sekarang kan deket banget sama sosial media ketimbang temen-temen nya, jadi dari strategi masuk lah ide kang Emil ini. Bukankah masa depan Negara ini juga ada di tangan kita-kita yang masih
muda, jadi ya pola komunikasi ini bisa banget buat mancing gerakan perubahan
dari kita anak mudanya.
Karena keberhasilan
pola komunikasi cara itulah akhirnya banyak
ditiru sama kota-kota lainnya termasuk kota gue tercinta.
Dan mungkin Karena itu juga, bisa jadi yang membuat si Daffa
adek pejuang trotoar di kawasan kalibanteng jadi heboh dibicarakan media
beberapa waktu lalu. Gue ngggak tahu sih siapa orang pertama yang mengungahnya
ke social media, gue tahu dari akun instagram pak hendi. Salah satu bentuk
laporan beliau pada warga yang mengikutinya di instagram bahwa Semarang punya
‘pahlawan cilik’ seperti Daffa dan sekarang menjadi viral dimana-mana bahkan
masuk dibeberapa pemberitaan media Nasional.
Menarik sih, si adek ini belum tentu benar-benar paham
tentang makna pahlawan dan memperjuangkan hak pejalan kaki. Barang kali.
Dia mungkin juga nggak paham tentang
makna harapan pada pemerintah tentang keberlangsungan hidupnya di masa
mendatang, dia juga mungkin nggak punya banyak harapan tentang bagaimana kota
ini nantinya …. Tapi dia langsung melakukan perwujudan gerak perubahan.
Banyak sih sebenrnya hal-hal kecil yang mungkin banyak nggak
menyadari juga gerak perubahan yang kita lakukan untuk kota tercinta kita,
Semarang.. bahkan ada dan banyak orang dari luar Semarang yang begitu mencintai
kota kita ini dan concern banget pengen bikin kota Semarang makin gahar.
Melalui blog http://dotsemarang.blogspot.co.id/, mas Asmari yang bukan orang Semarang asli justru
lebih update mengenai event-event di Semarang dan rajin mengulasnya di blog.
Untuk apa? Untuk bikin setiap orang yang mungkin secara kebetulan nemuin
tulisan nnya tentang Semarang kemudian tertarik untuk datang ke kota Lunpia
itu. Jangg !!
Gue malu karena gue sebagai warga Semarang asli justru nggak
sepaham dan setertarik itu. Sebatas yah Karena gue lahir dan dibesarkan di kota
ini yaudahlah cintai aja kota kelahiran ini. Udah sebatas pasrah aja, padahal
belakangan setelah gue tahu kota ini sebegitu menariknya gue pengen dilahirkan
kembali dan dari sekecil dek Daffa itu
memberikan banyak semangat bagaimana cara mencitai kota kita ini.
Semarang punya banyak potensi untuk bisa jadi #smartcity dari sektor manapun, yah gue nggak mau ngomong banyak soal sektor-sektor apa aja. Makin keliatan sok tahu nanti, hasilnya juga belum tentu bener. haha, dan lagi gue bukan orang yang ngerti bener tentang bahasan kayak gitu. Cuman ya apasih yang diharapin sama semua kota di dunia ini untuk kemajuannya selain dari sektor pariwisatanya. yah kayak gitu juga Semarang, harus ngembangin sektor pariwisatanya. Udahlah, sok tahu nya gue kalo suatu kota maju di sektor pariwisatanya untuk yang lain kayak ekomoni, sosial budaya dan sejahtera pasti bakal ngikut dibelakang nya.
Tapi sekali lagi bukan banyak menuntut, mengkritik dan mengherap
pada Semarang dalam hal ini pemkot, tapi lakukanlah sedikt aja gerakan
perubahan. Perubahan biasa kita mulai dari dalam diri sendiri kan, yaudah sih
mulai dari kita menjaga kebersihan aja. Udah pernah kefikiran? Bagaiamana cara
kita harus membuang sampah, bagaimana kita harus merawat fasilitas umum,
menjaga taman-taman kota, tertib berlalu lintas,
Sepele !! tapi kalo kita semua menyadari dan memahaminya,
pemkot nggak akan tuh sering-sering ngecat tembok yang di coret-coret nggak
jelas sama segerombolan orang nggak paham tentang makna indah kebersihan.
Pemkot nggak akan tuh nambah tenaga kebersihann untuk bersihin tiap sudut jalan
kota. Kan lumayan anggarannya bisa bikin taman Jomblo kayak di Bandung. Jadi
buat para Jomblo kalo malam minggu nggak ada lagi bikin status malam minggu
malam nya jomblo galau. Yang ada bakal malam minggu malamnya para jomblo saling
ketemu jodo di taman jomblo. Eyaaaa
Yang Jomblo yang Jomblo Yang Jomblo Yang Jomblo Yang Jomblo
0 komentar