­
Diberdayakan oleh Blogger.

ME AND SM ENTERTAIMENT STORY ( chapter 1 )

by - April 28, 2015



CHAPTER 1
ME AND SM ENTERTAIMENT STORY

menulis memang bukan dunia baru ku, aku bahkan sudah pernah menyelesaikan 1 buah judul yang aku kirim ke salah satu percetakan buku terbesar di negri ini. hanya saja memang mungkin nasib belum memilih ku, aku masih belum lolos. dan untuk funfiction ini pertama buat ku, hhaa gara2 lagi kerasukan setan korea banget jadi pengen menuangkan agan ku dalam bentuk tulisan ini. semoga menikmati yaa.. tulisan ini hanya aku kerjakan dalam waktu 3 jam jadi maaf kalo masih awut-awutan..

 “ oke done. Gomawoo..” seru  sutrada Chan diikuti tepuk tangan para crew dan mamber yang merasa bahagia. Akhirnya selese juga kegiatan hari ini. Pukul 01.00 dini hari begitu aku lihat jam yang ada di pergelangan tangan ku. Hampir 15 jam sejak kita mulai shooting pembuatan MV hari ini.
“ mau langsung kita review take yang terakhir?” tanya sutrada Chan kepada ku.
“ boleh untuk meyakinkan kalau take terakhir benar-benar sempurna.” Balas ku kemudian mendekat kearah diaman sutradara Chan mengoprasikan kembali layar lcd ukuran 32 inci yang tadi digunakan untuk pengolahan hasil rekaman gambar. Dari tempat ku berdiri, aku melihat para member mulai berjalan mendekat kearah kami.
“ terimaksih karna sudah bekerja keras” samar-samar aku dengar Suho sang leader groub berkata dengan para crew yang saat ini mulai merapikan peralatan shooting.
Aku alihkan pandangan ku kembali pada layar yang kini telah memutar beberapa gambar yang telah direkam hari ini. Cukup bagus walaupun aku sendiri tidak terlalu suka bahkan puas dengan konsep yang ada. Terlalu sederhana dan terkesan apa adanya. Padahal aku sudah membuat konsep yang bahkan lebih spekta dari vidio taesar comeback yang telah di publish satu persatu mamber di berbagai kota di belahan dunia. Tapi yah aku bisa apa kalau oppa Jung tidak menyetujuinya.
“ bagaimana? Ada yang mau diulang lagi?” tanya sutrdara Chan yang kemudian sedikit mengagetkan ku dari lamunan tentang konsep MV hari ini.
“ aku rasa tidak, cukup lah. Nanti tinggal team hyung aja yang kembali bekerja keras untuk proses editingnya.” Blas ku diikuti senyum. Emm cengiran lebih tepatnya. Yah, aku bahkan tidak terlalu memperhatikan apa yang tadi diputar kembali. Hanya sekilas.
“ baiklah, hhaa. Terimakasih sudah ikut bekerja keras hari ini. Kau tetap idolaku pkoknya Juwita.” Balas sutrada Chen yang sepertinya tahu aku tidak terlalu berkonsentrasi hari ini. Aku hanya menjawab dengan acungan jempol disertai senyum seperti biasa. Aku dan sutradara Chen sudah terlalu sering bekerja sama untuk pembuatan sebuah MV artis artis yang kita miliki jadi dia paham betul bagaimana karakter ku.
“ segeralah pulang dan istirahat, aku lihat belakangan kau tampak lelah.” Tambahnya sambil menepuk pelang bahu kanan ku.
“ yah, sepertinya  begitu hyung.” Aku mengambil ponsel yang dari beberapa jam yang lalu aku abaikan di meja sebelah sutradara Chen menaruh layar 32 inchinya. Ada banyak notification, namun aku tidak terlalu tertarik untuk membukanya. Hanya menatap layar saja, entah apa yang aku perhatikan.
“ nona, langsung pulang atau masih ada yang ingin dikerjakan disini?” tanya Suho tiba-tiba. Sempat sedikit mengagetkan karena aku masih fokus menatap ponselku sejak beberapa menit lalu setelah sutradara Chen pergi entah kemana.
“ oh, sepertinya langsung pulang. Whe?”
“ bareng kita?” yang ini Chanyoel. Kemudian anak anak yang lainnya ikut mendekat sambil berbagi air mineral yang diminum berjamaah.
“ iya, bareng kita aja noona. Sudah terlalu larut untuk pulang sendirian.” Rujuk sehun.
“ sepertinya enggak. Aku bawa mobil soalnya..”
“ ya, Juwita bisakah kau memberiku tumpangan ke kantor nanti?” seru sutrada Chen tiba-tiba sambil berlari kecil. Dia menghampiri kami sambil menahan nafasnya yang tidak teratur karena lari.
“ who? Apa yang ingin kau lakukan dikantor hyung? “ tanya ku heran.
“ aku ingin segera menyelesaikan proses editing sampai pagi ini. Presiden Jung sudah memintaku untuk segera menyelesaikannya. Barusan dia menelfon ku”
“ apa? Secepat itu? Bukankah hyung dan crew butuh isirahat setelah bekerja keras seharian ini.” Protes ku.
“ andwe, aku sudah berjanji dengan presiden kalau aku akan menyelesaikannya segera.”
“ tapi tidak langsung hari inii hyung. Perhatikan kesehatan kamu juga, masih ada deadline 1 hari bukan? Pulanglah, istirahat kemudian besok pagi lanjutkan pengeditanya.” Rengek ku.
“ besok jam 11 kita sudah meeting lagi, dan demi apapun aku yakin presiden akan menanyakan nya.”
“ apa? Meeting? Aku bahkan tidak dikasih tau.” Keluh ku kesal.
“ buka lah ponsel mu, presiden sudah berusaha menelfon kamu sejak tadi tapi tidak mendapat jawaban. Mungkin dia memberitahu mu melalui pesan singkat.”
Dan benar saja, aku langsung melihat pesan singkat, oh kenapa harus secepat ini. Ada apa sebenarnya? Keluhku strees.
“ baiklah, pakai mobil ku untuk kembali ke kantor. Maafkan aku hyung, aku terlalu lelah untuk menunggu mu menyelesaikan ini semua kemudian mengantar kan mu ke kantor.” Aku mengambil kunci mobil dari tas kecil yang tadi sudah aku tenteng dan siap untuk segera pulang.
“ aku akan pulang bersama van EXO.” Tambahku melirik kearah para mamber yang dari tadi menyimak obrolan aku dengann sutradara Chan.
“ gomawo. Pulanglah segera, istirahat.” Balasnya dan menerima kunci yang tadi aku berikan.
“ aku akan berusaha sebaik dan semampuku untuk memberikan yang terbaik untuk kalian.” Sutradara Chen menatap para mamber yang ada dihadapanya kemudian menatap ku.
“ ne. Gomawo hyung” balas anak-anak.
“ tetap jaga kesehatan mu hyung. Aku pulang.” Tambahku. Sejujurnya aku tidak tega melihat sutradara Chen, aku tahu dia cukup lelah hari ini namun masih akan melanjutkan pekerjaanya sampai pagi besok.
“ ne, berhati-hatilah di jalan. Kabari aku segera begitu sampai di apartemen. “ balas sutrada Chen sambil menyibakan poni ku ke belakang seperti biasa dan hanya aku balas dengan senyuman kemudian mulai berjalan diikuti anak-anak exo lainya.
“ terimakasih sudah bekerja keras hari ini. Aku pulang ya, kalian juga segera lah pulang begitu semua selesai. Tetap jaga kesehatan kalian.” Seru ku kepada para crew dan staff yang sampai saat ini masih setia menunggu hingga proses selesai.
“ ne noona, hati-hati” balas mereka. Aku hanya membalas dengan senyum dan melambaikan tangan kemudian tetap berjalan keluar meninggalkan basement yang disulap menjadi studio untuk shooting pembuatan MV comeback nya exo dengan single pertamanya call me baby itu. Ah, bicara soal comeback nya mereka bikin tambah lelah saja.
“ noona, apakah malam ini kamu akan tidur di dorm kami?” tanya chanyoel sambil cengengesan bercanda sama baekhyun seperti biasa.
“ andwe, aku akan pulang ke apartemen saja malam ini. Besok ada rapat di kantor soal album kalian jadi biar cepat lokasinya aku balik apartemen saja.” Jelas ku sambil terus berjalan. Jarak apartemen yang aku tempati memang lebih dekat dari gedung SM tempat aku bekerja dari pada dorm mereka.
“ oh begitu rupanya, padahal aku pengen noona tidur di dorm malam ini.” Rengek baekhyun.
“ tidur bersama kalian, berdesakan, berebut bantal bahkan selimut seperti yang kalian lakukan selama ini? Andwe andwe, sudah cukup kemaren itu yang pertama dan aku harap yang terakhir.” Ya, waktu itu aku pernah karena suatu alasan harus tidur di dorm mereka. Dorm kecil yang hanya meiliki 3 kamar sementara mereka ber sepuluh, aku harus memilih tidur di kamar siapa aku bingung. Atas kesepakan bersama akhirnya kita tidur bareng-bareng di ruang tengah dan itu menimbulkan kesan yang tidak menyenangkan. Bukan apa-apa, aku biasa melakukannya dengan para oppa di dorm super junior dulu namun aman-aman saja situasinya. Semua bisa tidur dengan nyaman dan tenang. Namun bersama para mamber exo jadi tidak menyenangkan karena sifat kekanakan mereka. Sehun yang berebut bantal dengan kai, atau chanyoel dan baekhyun yang entah berisik membicarakan apa atau D.O yang berebut selimut dengan tao bikin tidur ku tidak nyaman.
Aku berhenti berjalan tiba-tiba. “ bekerja keraslah kalian tahun ini, aku akan mengajukan permohonan dorm baru ke perusahaan buat kalian.” Ucap ku.
“ Benarkah?” suho nampak senang mendengarnya diikuti para mamber yang lain.
“ ya, aku akan bekerja keras untuk album kedua kalian dan menghasilkan banyak uang untuk perusahaan kemudian mengajukan permohonan dorm baru buat kalian. Tapi kalian pun harus janji bahwa kalian akan dengan baik mengikuti kegiatan yang sudah dijadwalkan.” Aku menatap tao yang dalam beberapa minggu ini nampak tidak sehat karena cidera kakinya kambuh lagi. Kehadirannya hari ini dalam pembuatan MV inipun tidak sepenuhnya dia ikuti, dia lebih banyak beristirahat dibanding teman-teman lainnya.
“ kecuali untuk tao, fokuslah untuk kesembuhan kamu terlebih dahulu. Setelah aku mendengar penjelasan dari dokter mengenai kondisi mu, aku akan putuskan bisa atau tidak kamu mengikuti louncing dan promo album ini.” Tambah ku.
“ ne noona, aku akan berusaha keras untuk segera sembuh karena aku ingin sekali mengikuti setiap kegiatan yang dijadwalkan untuk promo album ini.” Ucap nya.
“ ne, baiklah. Ayo kita segera pulang.” Ajak ku dan kembali berjalan.
“ noona, “ pangil sehun lirih dan dengan cepat meraih tangan ku untuk digandeng.
“ hemm “ balas ku sambil tersenyum dan menatapnya. Diantara mamber yang lain, hanya dia yang berani memperlakukan ku seperti ini. Bergelayut manja di lengan atau tangan ku dan bahkan memeluku. Usianya yang terlalu muda bahkan lebih muda dari adik ku yang ada di Indonesia membuat aku suka mendapat perlakuan apapun darinya seolah-olah dia ini adik ku. Dan aku pun menganggapnya demikian, makanya tak jarang karena hal itu selalu memicu ke-iri-an para mamber lainnya terutama kai. Haa, dia sering protes kalau dia juga maknae jadi dia juga perlu bermanja-manjaan dengan para hyung nya atau dengan aku.
“ apakah noona baik baik saja dengan pemberitaan media beberapa hari ini?” tambahnya.
“ heemm, iya aku baik-baik saja. Kenapa?”
“ aku kawatir, seharian ini noona bahkan tampak tidak terlalu sehat. Apakah noona sakit?”
Aku tersenyum. “ andwe, aku baik-baik saja.”
***
Pukul 01.40 saat aku baru saja sampai apartemen dan segera mandi. Sudah sepagi ini bahkan masih ada beberapa wartawan yang dengan setia menunggu di lobby bawah untuk meminta statement ku. Aku bahkan harus memakai jaket super tebal dan tutup kepala yang dipinjamkan chanyoel untuk mengelabui para wartawan. Aku heran kenapa masih ada wartawan yang bisa masuk meskipun hanya di lobby apartemen ini sementara aku sudah membayar biaya cukup mahal untuk keamanan di sini. Bukankah aku memutuskan untuk membeli apartemen ini karena sistem keamanan yang sangat canggih dan ketat yang aku pikir tidak akan sembarang orang bisa masuk kesini termasuk wartawan.
Ya, aku Juwita Maharani. Gadis asli Indonesia yang sejak hampir 10 tahun lalu memutuskan untuk pergi ke Korea Selatan untuk bekerja dan disinilah sekarang aku bekerja. Di SM entertaiment. Aku pertama kali menginjakan kaki ku di Korea sejak umur 16 tahun selesai tamat sekolah menengah atas. Sejak SMA aku mengambil jurusan bahasa dan aku mempelajari bahasa korea serta Jepang selama 2 tahun. Ketika aku kelas XI, sekolah ku bekerja sama dengan salah satu SMA yang ada di Korea untuk melakukan progam pertukaran pelajar dan aku salah satu yang ikut dalam progam tersebut. Maka pergilah aku ke Korea saat itu selama 4 bulan. Dan sekembalinya dari Korea aku ingin sekali bisa kesana. Entah kebetulan entah rejeki entah apalah itu setelah aku lulus SMA, ada pendaftaran tenaga kerja indonesia yang akan dikirim ke Korea dan atas rekomendasi guru ku aku mengikuti pendaftaran itu dan mengikuti beberapa tes yang sampai akhirnya aku dinyatakan lolos untuk pergi bekerja disini. Pertama kali aku bekerja disini di suatu perusahaan advertaising yang saat itu bekerjasama dengan SM entertaiment dalam sebuah pembuatan iklan untuk promosi agency mereka. Dan entah rejeki atau apa, aku malah ditawarin untuk menjadi karyawan SM. Saat itu aku tidak terlalu paham SM itu perusahaan macam apa, yang aku tau hanya bergerak di industri hiburan saja. Bekerja di SM pun aku tidak langsung serta merta mendapat posisi seperti sekarang, aku hanya karyawan pembantu yang kerjaanya bantuin para staff yang sedang butuh bantuan sampai akhirnya aku bergabung dengan crew TVXQ sebagai wardrobe dan make up. Setelah itu tidak lama setelah super junior debut aku diminta untuk menjadi crew mereka sebagai stylis, kemudian diangkat sebagai staff keuangan khusus mereka kemudian street manager dan setelah kecelakaan tahun 2007 yang menewaskan manager mereka akhirnya aku diangkat menjadi manager super junior. Selama aku menjadi manager itulah, perkembangan ku semakin meningkat. Aku sempat dipercaya menangani single henry suju M yang berkolaborasi dengan Kyuhyun dan Taemin. Setelah dirasa oppa Lee Soo Min aku cukup berhasil, akhirnya 2013 aku dipercaya lagi terlibat dalam pembuatan mini album suju M breakdown dan aku sempat tinggal di Shanghai bersama suju M selama 7 bulan untuk promosi album mereka. Puncaknya 2014 ketika timbul konflik antara Super Junor dengan managemen, aku ditantang Lee soo Man untuk secara indiepanden membuat album comback Super junior yang ke tujuh dan saat itu juga aku terima tantangan tersebut. Aku bertindak sebagai manager dan produser dalam album ke tujuh mereka dengan biaya pribadi dan patungan dengan siwon oppa dengan catatan bahwa perusahaan tidak berhak mengambil keuntungan apapun dari penjualan album ke tujuh kita yang bertajuk MAMACITA. See, album kita meledak dan mendatangkan banyak keuntungan. Pada saat yang bersamaan, perusahaan dalam kondisi yang tidak terlalu baik. Di akhir tahun 2014 saham SM sangat anjlok akibat pemberitaan tentang di pecatnya Jesica SNSD dan gugatan yang dilayangkan Kris serta Luhan exo. Itu kenapa akhirnya perusahaan mulai berdamai dengan kami dan menawarkan kerjasama kembali sampai akhirnya muncul kesepakatan untuk repacage ulang album ke tujuh kita dengan titel “this is love”. Sampai sejauh itu kita cukup berhasil membantu perusahaan dan membuktikan bahwa kita masih punya pengaruh terhadap saham dan penghasilan SM.  Namun dengan beberapa alasan bulan November akhirnya Lee Soo Man memutuskan keluar dari managemen dan menjual beberapa saham yang dimilikinya. Aku tidak membuang kesempatan tersebut, dengan penghasilan ku beberapa tahun terakhir dan dengan pundi-pundi yang aku dapat dari memproduseri MAMACITA aku mampu membeli 8% dari saham yang dijual oleh Oppa Lee Soo Man. Dengan persentase saham tersebut saat ini aku memiliki andil dalam setiap pengambilan keputusan di perusahaan yang saat ini telah di pimpin oleh oppa Kim Jung twan dengan Oppa Lee Soo Man tetap sebagai pemilik saham terbanyak. Aku dekat denga oppa Lee Soo Man, terlalu dekat bahkan aku sudah menganggapnya seperti ayah ku sendiri. Kebetulan aku sudah tidak memiliki ayah sejak SMP, dan beliau sendiri tidak memiliki anak perempuan jadi hubungan kami benar-benar tampak anak dan bapak. Terlebih sejak kematian istrinya beberapa tahun lalu, oppa sering merasa kesepian dan kala oppa kesepian biasanya dia mengajak ku sekedar berjalan di sungai Han jika aku hanya di Korea dan sedang tidak dalam kesibukan di luar Korea bersama Super Junior.
Aku menegakan posisi duduk ku yang ternyata kurang nyaman dari tadi. Ya sambil melepas lelah, saat ini aku sedang duduk menyandarkan punggung di sofa kesayangan ku dan menatap ke langit-langit dengan mata terpejam membayangkan apa yang barusa saja aku ceritakan. Aku sedikit terkejut  ketika sesuatu menyentuh leherku kemudian mencium bahu kiri ku. Lee min hoo. Dia kah? Aku membuka mata dan menoleh ke sisi kiri ku dan benar dia menatap ku dengan senyuman khas nya dia.
“ hai sayang “ sapanya lembut seperti biasa. Aku masih acuh dan menegakan kembali posisi duduku kali ini tidak menyandarkan punggung ku kembali, aku sedikit maju dari posisi duduk ku sebelumnya.
“ hei, kenapa kamu se acuh ini. Aku baru kembali dari paris dan kita tidak bertemu selama hampir satu bulan. Apa kamu tidak merindukan ku?” tanya nya sambil menyandarkan dagunya di pundak kiri ku kemudian tangan kananya melingkar di perut ku.
“ apa yang kamu lakukan di Paris?” aku bertanya tanpa menoleh sedikit pun.
“ tentu saja kerja. Bukan kah aku sudah memberitahu mu aku di Paris ada pemotretan.”
“ Lalu apa yang kamu lakukan dengan Suzy?” nada suara ku mulai meninggi dan menatap tajam ke arahnya. Sepersekian detik dia tidak menjawab bahkan terkesan bingung dengan pertanyaan ku.
Ya, beberapa hari terakhir ini berita Korea sedang heboh dengan temuan netizen yang mendapatkan gambar Lee Min Hoo dan Suzy Miss A berjalan bergandengan tangan menuju sebuah hotel di London. Aku, yang semua orang di Korea bahkan mungkin luar Korea pun tau bahwa aku kekasih Lee Min Hoo seperti yang telah kita akui dua tahun lalu menjadi sorotan media dan dengan cepat mereka berbondong-bondong mencari ku serta meminta tanggapan tentang berita tersebut. Itu kenapa sehun dan sutradara Chan serta anak-anak exo lainya cukup kawatir dengan ku hari ini.
“ whe? Kenapa kamu menanyakan tentang Suzy?” tampak sekali dia cukup terkejut dengan pertanyaan ku. Aku mengambil ponsel di meja sebelah sofa yang aku duduki bersamanya saat ini dan memberikannya kepada dia.
“ baca berita korea har ini.” Kata ku dan beranjak meninggalkan dia yang saat ini tengah sibuk dengan ponsel ku yang barusan aku kasih ke dia. Aku berjalan ke depan menuju jendela kaca yang besar  dan berdiri menatap suasana kota di tengah malam seperti ini, masih cukup ramai.
“ ada yang ingin kamu jelaskan tentang berita itu?” tanya ku kemudian.
“ ah, itu rupanya yang membuat beberapa hari ini kamu susah dihubungi?” dia berjalan mendekat dan memeluk ku kembali dari belakang kemudian meletakan dagunya di pundak kanan ku seperti biasa.
“ sayang, kamu percaya dengan berita itu?”
“ lalu aku harus bagaimana?”
“ aku memang ke London setelah selesai pemotretan. Rencana ku aku hanya menyusul omma yang sedang ada disana, tapi disana aku bertemu dengan Suzy yang ternyata menginap di satu hotel yang sama dengan omma. Suzy pun sedang ada pemotretan di london, karena kita satu managemen jadi tidak mungkin aku tidak mengenalnya dan mnegacuhkan nya begitu saja.” Terangnya.
“ dengan bergandengan tangan seperti itu?” selidik ku.
“ lihat kembali gambarnya dan perhatikan, dia yang menggandeng ku bukan aku. Aku pikir dia ketakutan saat menyebrang jalan menuju hotel yang saat itu ramai, jadi dia menggandeng ku. Dan aku pikir aku laki-laki dewasa yang harus memiliki jiwa heroik untuk membantunya.” Dia menjelaskan.  Akupun tidak bisa membalasnya, hanya diam. Entahlah dia selalu bisa membuatku bertekuk lutut dihadapanya. Aku terlalu mencintainya, takut kehilanganya dan mendngar penjelasanya barusan membuat ku sedikit lega. Semoga apa yang dia ucapkan benar. Media memang sedang menyoroti hubungan kami sejak pernyataan tidak setuju atas hubungan ku dangan Lee Min Hoo terjalin dari ayah Min Hoo sendiri beberapa bulan lalu. Ditambah ada isu seperti ini, semakin membuat media senang membicarakan hubungan kami.
“ ada lagi yang ingin kamu tau?” tanya nya mengeratkan pelukan.
“ memang masih ada lagi yang tidak aku tau?” aku menoleh dan melepaskan pelukannya. Dia hanya tersenyum dan menariku kembali ke dalam pelukannya dan semakin mendekatkan tubuhnya. Kita berhadapan sekarang.
“ tidak sayang. Kau tahu segalanya, luar dan dalamnya diri ku.”
“ aku ..”
“ aku mencintai mu” balasnya sebelum aku menyelesaikan kalimat ku dan dengan cepat mendaratkan ciuman hangat ke bibir ku. Seolah dia selalu tau apa yang ingin aku ucapkan, dia selalu memotongnya dan tidak pernah membiarkan aku menyelesaikan kalimat itu “ aku mencintaimu”. Dia tidak pernah membiarkan aku sampai tuntas mengucapkan itu seolah-olah dialah yang tergila-gila pada ku.
“ hey, kamu capek?” tanya nya. Dia menghentikan ciumannya aku rasa karena aku sama sekali tidak merespon dan membalas ciuman itu.
“ ne, aku capek.”
“ baiklah, segeralah istirahat. Aku akan menyusul mu begitu aku selesai mandi.”
“ kamu tidur di sini malam ini?”
“ ya. Kenapa? Apakah aku harus keluar dan turun ke lantai bawah lagi?”
Aku tersenyum. “ andwe. Pergilah mandi, aku akan menunggu mu.”
Dia melepaskan pelukannya dan berjalan menuju koper yang bahkan aku tidak menyadari keberadaanya dari tadi. Aku lupa kalau dia baru saja datang dari Paris dan dia pasti langsung menuju apartemen ku begitu sampai bandara.
Ya, kita memang sudah biasa tidur bersama. Kita tinggal di satu gedung apartemen yang sama. Dia ada di tower sebelah lantai 8 sementara aku di lantai 18. Hal itu kita siasati karena jadwal kita yang terlalu rapat susah untuk bertemu di jam-jam produktif. Kalau kita pas lagi sama-sama ada di Korea dan aku tidur di apartemen bukan di dorm super Junior biasanya dia menyusul ke apartemen ku dan kita menghabiskan waktu bersama tengah malam. Tidak selalu berakhir di tempat tidur, kadang kita hanya sekedar ngobrol sambil menikmati indahnya kota seoul tengah malam dari balik jendela kaca besar di ruang tengah seperti tadi.
                                                                       ***

Bersambung ke chapter 2

You May Also Like

0 komentar