ME AND SM ENTERTAIMENT STORY ( chapter 1 )
CHAPTER 1
ME
AND SM ENTERTAIMENT STORY
menulis memang bukan dunia baru ku, aku bahkan sudah pernah menyelesaikan 1 buah judul yang aku kirim ke salah satu percetakan buku terbesar di negri ini. hanya saja memang mungkin nasib belum memilih ku, aku masih belum lolos. dan untuk funfiction ini pertama buat ku, hhaa gara2 lagi kerasukan setan korea banget jadi pengen menuangkan agan ku dalam bentuk tulisan ini. semoga menikmati yaa.. tulisan ini hanya aku kerjakan dalam waktu 3 jam jadi maaf kalo masih awut-awutan..
“ oke done. Gomawoo..” seru sutrada Chan diikuti tepuk tangan para crew
dan mamber yang merasa bahagia. Akhirnya selese juga kegiatan hari ini. Pukul
01.00 dini hari begitu aku lihat jam yang ada di pergelangan tangan ku. Hampir
15 jam sejak kita mulai shooting pembuatan MV hari ini.
“
mau langsung kita review take yang terakhir?” tanya sutrada Chan kepada ku.
“
boleh untuk meyakinkan kalau take terakhir benar-benar sempurna.” Balas ku
kemudian mendekat kearah diaman sutradara Chan mengoprasikan kembali layar lcd
ukuran 32 inci yang tadi digunakan untuk pengolahan hasil rekaman gambar. Dari
tempat ku berdiri, aku melihat para member mulai berjalan mendekat kearah kami.
“
terimaksih karna sudah bekerja keras” samar-samar aku dengar Suho sang leader
groub berkata dengan para crew yang saat ini mulai merapikan peralatan
shooting.
Aku
alihkan pandangan ku kembali pada layar yang kini telah memutar beberapa gambar
yang telah direkam hari ini. Cukup bagus walaupun aku sendiri tidak terlalu
suka bahkan puas dengan konsep yang ada. Terlalu sederhana dan terkesan apa
adanya. Padahal aku sudah membuat konsep yang bahkan lebih spekta dari vidio
taesar comeback yang telah di publish satu persatu mamber di berbagai kota di
belahan dunia. Tapi yah aku bisa apa kalau oppa Jung tidak menyetujuinya.
“
bagaimana? Ada yang mau diulang lagi?” tanya sutrdara Chan yang kemudian
sedikit mengagetkan ku dari lamunan tentang konsep MV hari ini.
“
aku rasa tidak, cukup lah. Nanti tinggal team hyung aja yang kembali bekerja
keras untuk proses editingnya.” Blas ku diikuti senyum. Emm cengiran lebih
tepatnya. Yah, aku bahkan tidak terlalu memperhatikan apa yang tadi diputar
kembali. Hanya sekilas.
“
baiklah, hhaa. Terimakasih sudah ikut bekerja keras hari ini. Kau tetap idolaku
pkoknya Juwita.” Balas sutrada Chen yang sepertinya tahu aku tidak terlalu
berkonsentrasi hari ini. Aku hanya menjawab dengan acungan jempol disertai
senyum seperti biasa. Aku dan sutradara Chen sudah terlalu sering bekerja sama
untuk pembuatan sebuah MV artis artis yang kita miliki jadi dia paham betul bagaimana
karakter ku.
“
segeralah pulang dan istirahat, aku lihat belakangan kau tampak lelah.”
Tambahnya sambil menepuk pelang bahu kanan ku.
“
yah, sepertinya begitu hyung.” Aku
mengambil ponsel yang dari beberapa jam yang lalu aku abaikan di meja sebelah
sutradara Chen menaruh layar 32 inchinya. Ada banyak notification, namun aku
tidak terlalu tertarik untuk membukanya. Hanya menatap layar saja, entah apa
yang aku perhatikan.
“
nona, langsung pulang atau masih ada yang ingin dikerjakan disini?” tanya Suho
tiba-tiba. Sempat sedikit mengagetkan karena aku masih fokus menatap ponselku
sejak beberapa menit lalu setelah sutradara Chen pergi entah kemana.
“
oh, sepertinya langsung pulang. Whe?”
“
bareng kita?” yang ini Chanyoel. Kemudian anak anak yang lainnya ikut mendekat
sambil berbagi air mineral yang diminum berjamaah.
“
iya, bareng kita aja noona. Sudah terlalu larut untuk pulang sendirian.” Rujuk
sehun.
“
sepertinya enggak. Aku bawa mobil soalnya..”
“
ya, Juwita bisakah kau memberiku tumpangan ke kantor nanti?” seru sutrada Chen
tiba-tiba sambil berlari kecil. Dia menghampiri kami sambil menahan nafasnya
yang tidak teratur karena lari.
“
who? Apa yang ingin kau lakukan dikantor hyung? “ tanya ku heran.
“
aku ingin segera menyelesaikan proses editing sampai pagi ini. Presiden Jung
sudah memintaku untuk segera menyelesaikannya. Barusan dia menelfon ku”
“
apa? Secepat itu? Bukankah hyung dan crew butuh isirahat setelah bekerja keras
seharian ini.” Protes ku.
“
andwe, aku sudah berjanji dengan presiden kalau aku akan menyelesaikannya
segera.”
“
tapi tidak langsung hari inii hyung. Perhatikan kesehatan kamu juga, masih ada
deadline 1 hari bukan? Pulanglah, istirahat kemudian besok pagi lanjutkan
pengeditanya.” Rengek ku.
“
besok jam 11 kita sudah meeting lagi, dan demi apapun aku yakin presiden akan
menanyakan nya.”
“
apa? Meeting? Aku bahkan tidak dikasih tau.” Keluh ku kesal.
“
buka lah ponsel mu, presiden sudah berusaha menelfon kamu sejak tadi tapi tidak
mendapat jawaban. Mungkin dia memberitahu mu melalui pesan singkat.”
Dan
benar saja, aku langsung melihat pesan singkat, oh kenapa harus secepat ini.
Ada apa sebenarnya? Keluhku strees.
“
baiklah, pakai mobil ku untuk kembali ke kantor. Maafkan aku hyung, aku terlalu
lelah untuk menunggu mu menyelesaikan ini semua kemudian mengantar kan mu ke
kantor.” Aku mengambil kunci mobil dari tas kecil yang tadi sudah aku tenteng
dan siap untuk segera pulang.
“
aku akan pulang bersama van EXO.” Tambahku melirik kearah para mamber yang dari
tadi menyimak obrolan aku dengann sutradara Chan.
“
gomawo. Pulanglah segera, istirahat.” Balasnya dan menerima kunci yang tadi aku
berikan.
“
aku akan berusaha sebaik dan semampuku untuk memberikan yang terbaik untuk
kalian.” Sutradara Chen menatap para mamber yang ada dihadapanya kemudian
menatap ku.
“
ne. Gomawo hyung” balas anak-anak.
“
tetap jaga kesehatan mu hyung. Aku pulang.” Tambahku. Sejujurnya aku tidak tega
melihat sutradara Chen, aku tahu dia cukup lelah hari ini namun masih akan
melanjutkan pekerjaanya sampai pagi besok.
“
ne, berhati-hatilah di jalan. Kabari aku segera begitu sampai di apartemen. “
balas sutrada Chen sambil menyibakan poni ku ke belakang seperti biasa dan
hanya aku balas dengan senyuman kemudian mulai berjalan diikuti anak-anak exo
lainya.
“
terimakasih sudah bekerja keras hari ini. Aku pulang ya, kalian juga segera lah
pulang begitu semua selesai. Tetap jaga kesehatan kalian.” Seru ku kepada para
crew dan staff yang sampai saat ini masih setia menunggu hingga proses selesai.
“
ne noona, hati-hati” balas mereka. Aku hanya membalas dengan senyum dan
melambaikan tangan kemudian tetap berjalan keluar meninggalkan basement yang
disulap menjadi studio untuk shooting pembuatan MV comeback nya exo dengan
single pertamanya call me baby itu. Ah, bicara soal comeback nya mereka bikin
tambah lelah saja.
“
noona, apakah malam ini kamu akan tidur di dorm kami?” tanya chanyoel sambil
cengengesan bercanda sama baekhyun seperti biasa.
“
andwe, aku akan pulang ke apartemen saja malam ini. Besok ada rapat di kantor
soal album kalian jadi biar cepat lokasinya aku balik apartemen saja.” Jelas ku
sambil terus berjalan. Jarak apartemen yang aku tempati memang lebih dekat dari
gedung SM tempat aku bekerja dari pada dorm mereka.
“
oh begitu rupanya, padahal aku pengen noona tidur di dorm malam ini.” Rengek
baekhyun.
“
tidur bersama kalian, berdesakan, berebut bantal bahkan selimut seperti yang
kalian lakukan selama ini? Andwe andwe, sudah cukup kemaren itu yang pertama
dan aku harap yang terakhir.” Ya, waktu itu aku pernah karena suatu alasan
harus tidur di dorm mereka. Dorm kecil yang hanya meiliki 3 kamar sementara
mereka ber sepuluh, aku harus memilih tidur di kamar siapa aku bingung. Atas
kesepakan bersama akhirnya kita tidur bareng-bareng di ruang tengah dan itu
menimbulkan kesan yang tidak menyenangkan. Bukan apa-apa, aku biasa
melakukannya dengan para oppa di dorm super junior dulu namun aman-aman saja
situasinya. Semua bisa tidur dengan nyaman dan tenang. Namun bersama para
mamber exo jadi tidak menyenangkan karena sifat kekanakan mereka. Sehun yang
berebut bantal dengan kai, atau chanyoel dan baekhyun yang entah berisik
membicarakan apa atau D.O yang berebut selimut dengan tao bikin tidur ku tidak
nyaman.
Aku
berhenti berjalan tiba-tiba. “ bekerja keraslah kalian tahun ini, aku akan
mengajukan permohonan dorm baru ke perusahaan buat kalian.” Ucap ku.
“
Benarkah?” suho nampak senang mendengarnya diikuti para mamber yang lain.
“
ya, aku akan bekerja keras untuk album kedua kalian dan menghasilkan banyak
uang untuk perusahaan kemudian mengajukan permohonan dorm baru buat kalian.
Tapi kalian pun harus janji bahwa kalian akan dengan baik mengikuti kegiatan
yang sudah dijadwalkan.” Aku menatap tao yang dalam beberapa minggu ini nampak
tidak sehat karena cidera kakinya kambuh lagi. Kehadirannya hari ini dalam
pembuatan MV inipun tidak sepenuhnya dia ikuti, dia lebih banyak beristirahat
dibanding teman-teman lainnya.
“
kecuali untuk tao, fokuslah untuk kesembuhan kamu terlebih dahulu. Setelah aku
mendengar penjelasan dari dokter mengenai kondisi mu, aku akan putuskan bisa
atau tidak kamu mengikuti louncing dan promo album ini.” Tambah ku.
“
ne noona, aku akan berusaha keras untuk segera sembuh karena aku ingin sekali
mengikuti setiap kegiatan yang dijadwalkan untuk promo album ini.” Ucap nya.
“
ne, baiklah. Ayo kita segera pulang.” Ajak ku dan kembali berjalan.
“
noona, “ pangil sehun lirih dan dengan cepat meraih tangan ku untuk digandeng.
“
hemm “ balas ku sambil tersenyum dan menatapnya. Diantara mamber yang lain,
hanya dia yang berani memperlakukan ku seperti ini. Bergelayut manja di lengan
atau tangan ku dan bahkan memeluku. Usianya yang terlalu muda bahkan lebih muda
dari adik ku yang ada di Indonesia membuat aku suka mendapat perlakuan apapun
darinya seolah-olah dia ini adik ku. Dan aku pun menganggapnya demikian,
makanya tak jarang karena hal itu selalu memicu ke-iri-an para mamber lainnya
terutama kai. Haa, dia sering protes kalau dia juga maknae jadi dia juga perlu
bermanja-manjaan dengan para hyung nya atau dengan aku.
“
apakah noona baik baik saja dengan pemberitaan media beberapa hari ini?”
tambahnya.
“
heemm, iya aku baik-baik saja. Kenapa?”
“
aku kawatir, seharian ini noona bahkan tampak tidak terlalu sehat. Apakah noona
sakit?”
Aku
tersenyum. “ andwe, aku baik-baik saja.”
***
Pukul
01.40 saat aku baru saja sampai apartemen dan segera mandi. Sudah sepagi ini
bahkan masih ada beberapa wartawan yang dengan setia menunggu di lobby bawah
untuk meminta statement ku. Aku bahkan harus memakai jaket super tebal dan
tutup kepala yang dipinjamkan chanyoel untuk mengelabui para wartawan. Aku
heran kenapa masih ada wartawan yang bisa masuk meskipun hanya di lobby
apartemen ini sementara aku sudah membayar biaya cukup mahal untuk keamanan di
sini. Bukankah aku memutuskan untuk membeli apartemen ini karena sistem
keamanan yang sangat canggih dan ketat yang aku pikir tidak akan sembarang
orang bisa masuk kesini termasuk wartawan.
Ya,
aku Juwita Maharani. Gadis asli Indonesia yang sejak hampir 10 tahun lalu
memutuskan untuk pergi ke Korea Selatan untuk bekerja dan disinilah sekarang
aku bekerja. Di SM entertaiment. Aku pertama kali menginjakan kaki ku di Korea
sejak umur 16 tahun selesai tamat sekolah menengah atas. Sejak SMA aku
mengambil jurusan bahasa dan aku mempelajari bahasa korea serta Jepang selama 2
tahun. Ketika aku kelas XI, sekolah ku bekerja sama dengan salah satu SMA yang
ada di Korea untuk melakukan progam pertukaran pelajar dan aku salah satu yang
ikut dalam progam tersebut. Maka pergilah aku ke Korea saat itu selama 4 bulan.
Dan sekembalinya dari Korea aku ingin sekali bisa kesana. Entah kebetulan entah
rejeki entah apalah itu setelah aku lulus SMA, ada pendaftaran tenaga kerja
indonesia yang akan dikirim ke Korea dan atas rekomendasi guru ku aku mengikuti
pendaftaran itu dan mengikuti beberapa tes yang sampai akhirnya aku dinyatakan
lolos untuk pergi bekerja disini. Pertama kali aku bekerja disini di suatu
perusahaan advertaising yang saat itu bekerjasama dengan SM entertaiment dalam
sebuah pembuatan iklan untuk promosi agency mereka. Dan entah rejeki atau apa,
aku malah ditawarin untuk menjadi karyawan SM. Saat itu aku tidak terlalu paham
SM itu perusahaan macam apa, yang aku tau hanya bergerak di industri hiburan
saja. Bekerja di SM pun aku tidak langsung serta merta mendapat posisi seperti
sekarang, aku hanya karyawan pembantu yang kerjaanya bantuin para staff yang
sedang butuh bantuan sampai akhirnya aku bergabung dengan crew TVXQ sebagai
wardrobe dan make up. Setelah itu tidak lama setelah super junior debut aku
diminta untuk menjadi crew mereka sebagai stylis, kemudian diangkat sebagai
staff keuangan khusus mereka kemudian street manager dan setelah kecelakaan
tahun 2007 yang menewaskan manager mereka akhirnya aku diangkat menjadi manager
super junior. Selama aku menjadi manager itulah, perkembangan ku semakin
meningkat. Aku sempat dipercaya menangani single henry suju M yang
berkolaborasi dengan Kyuhyun dan Taemin. Setelah dirasa oppa Lee Soo Min aku
cukup berhasil, akhirnya 2013 aku dipercaya lagi terlibat dalam pembuatan mini
album suju M breakdown dan aku sempat tinggal di Shanghai bersama suju M selama
7 bulan untuk promosi album mereka. Puncaknya 2014 ketika timbul konflik antara
Super Junor dengan managemen, aku ditantang Lee soo Man untuk secara
indiepanden membuat album comback Super junior yang ke tujuh dan saat itu juga
aku terima tantangan tersebut. Aku bertindak sebagai manager dan produser dalam
album ke tujuh mereka dengan biaya pribadi dan patungan dengan siwon oppa
dengan catatan bahwa perusahaan tidak berhak mengambil keuntungan apapun dari
penjualan album ke tujuh kita yang bertajuk MAMACITA. See, album kita meledak
dan mendatangkan banyak keuntungan. Pada saat yang bersamaan, perusahaan dalam
kondisi yang tidak terlalu baik. Di akhir tahun 2014 saham SM sangat anjlok
akibat pemberitaan tentang di pecatnya Jesica SNSD dan gugatan yang dilayangkan
Kris serta Luhan exo. Itu kenapa akhirnya perusahaan mulai berdamai dengan kami
dan menawarkan kerjasama kembali sampai akhirnya muncul kesepakatan untuk
repacage ulang album ke tujuh kita dengan titel “this is love”. Sampai sejauh
itu kita cukup berhasil membantu perusahaan dan membuktikan bahwa kita masih
punya pengaruh terhadap saham dan penghasilan SM. Namun dengan beberapa alasan bulan November
akhirnya Lee Soo Man memutuskan keluar dari managemen dan menjual beberapa
saham yang dimilikinya. Aku tidak membuang kesempatan tersebut, dengan
penghasilan ku beberapa tahun terakhir dan dengan pundi-pundi yang aku dapat
dari memproduseri MAMACITA aku mampu membeli 8% dari saham yang dijual oleh
Oppa Lee Soo Man. Dengan persentase saham tersebut saat ini aku memiliki andil
dalam setiap pengambilan keputusan di perusahaan yang saat ini telah di pimpin
oleh oppa Kim Jung twan dengan Oppa Lee Soo Man tetap sebagai pemilik saham
terbanyak. Aku dekat denga oppa Lee Soo Man, terlalu dekat bahkan aku sudah
menganggapnya seperti ayah ku sendiri. Kebetulan aku sudah tidak memiliki ayah
sejak SMP, dan beliau sendiri tidak memiliki anak perempuan jadi hubungan kami benar-benar
tampak anak dan bapak. Terlebih sejak kematian istrinya beberapa tahun lalu,
oppa sering merasa kesepian dan kala oppa kesepian biasanya dia mengajak ku
sekedar berjalan di sungai Han jika aku hanya di Korea dan sedang tidak dalam
kesibukan di luar Korea bersama Super Junior.
Aku
menegakan posisi duduk ku yang ternyata kurang nyaman dari tadi. Ya sambil
melepas lelah, saat ini aku sedang duduk menyandarkan punggung di sofa
kesayangan ku dan menatap ke langit-langit dengan mata terpejam membayangkan
apa yang barusa saja aku ceritakan. Aku sedikit terkejut ketika sesuatu menyentuh leherku kemudian
mencium bahu kiri ku. Lee min hoo. Dia kah? Aku membuka mata dan menoleh ke
sisi kiri ku dan benar dia menatap ku dengan senyuman khas nya dia.
“
hai sayang “ sapanya lembut seperti biasa. Aku masih acuh dan menegakan kembali
posisi duduku kali ini tidak menyandarkan punggung ku kembali, aku sedikit maju
dari posisi duduk ku sebelumnya.
“
hei, kenapa kamu se acuh ini. Aku baru kembali dari paris dan kita tidak
bertemu selama hampir satu bulan. Apa kamu tidak merindukan ku?” tanya nya
sambil menyandarkan dagunya di pundak kiri ku kemudian tangan kananya melingkar
di perut ku.
“
apa yang kamu lakukan di Paris?” aku bertanya tanpa menoleh sedikit pun.
“
tentu saja kerja. Bukan kah aku sudah memberitahu mu aku di Paris ada
pemotretan.”
“
Lalu apa yang kamu lakukan dengan Suzy?” nada suara ku mulai meninggi dan
menatap tajam ke arahnya. Sepersekian detik dia tidak menjawab bahkan terkesan
bingung dengan pertanyaan ku.
Ya,
beberapa hari terakhir ini berita Korea sedang heboh dengan temuan netizen yang
mendapatkan gambar Lee Min Hoo dan Suzy Miss A berjalan bergandengan tangan
menuju sebuah hotel di London. Aku, yang semua orang di Korea bahkan mungkin
luar Korea pun tau bahwa aku kekasih Lee Min Hoo seperti yang telah kita akui
dua tahun lalu menjadi sorotan media dan dengan cepat mereka berbondong-bondong
mencari ku serta meminta tanggapan tentang berita tersebut. Itu kenapa sehun
dan sutradara Chan serta anak-anak exo lainya cukup kawatir dengan ku hari ini.
“
whe? Kenapa kamu menanyakan tentang Suzy?” tampak sekali dia cukup terkejut
dengan pertanyaan ku. Aku mengambil ponsel di meja sebelah sofa yang aku duduki
bersamanya saat ini dan memberikannya kepada dia.
“
baca berita korea har ini.” Kata ku dan beranjak meninggalkan dia yang saat ini
tengah sibuk dengan ponsel ku yang barusan aku kasih ke dia. Aku berjalan ke
depan menuju jendela kaca yang besar dan
berdiri menatap suasana kota di tengah malam seperti ini, masih cukup ramai.
“
ada yang ingin kamu jelaskan tentang berita itu?” tanya ku kemudian.
“
ah, itu rupanya yang membuat beberapa hari ini kamu susah dihubungi?” dia
berjalan mendekat dan memeluk ku kembali dari belakang kemudian meletakan
dagunya di pundak kanan ku seperti biasa.
“
sayang, kamu percaya dengan berita itu?”
“
lalu aku harus bagaimana?”
“
aku memang ke London setelah selesai pemotretan. Rencana ku aku hanya menyusul
omma yang sedang ada disana, tapi disana aku bertemu dengan Suzy yang ternyata
menginap di satu hotel yang sama dengan omma. Suzy pun sedang ada pemotretan di
london, karena kita satu managemen jadi tidak mungkin aku tidak mengenalnya dan
mnegacuhkan nya begitu saja.” Terangnya.
“
dengan bergandengan tangan seperti itu?” selidik ku.
“
lihat kembali gambarnya dan perhatikan, dia yang menggandeng ku bukan aku. Aku
pikir dia ketakutan saat menyebrang jalan menuju hotel yang saat itu ramai,
jadi dia menggandeng ku. Dan aku pikir aku laki-laki dewasa yang harus memiliki
jiwa heroik untuk membantunya.” Dia menjelaskan. Akupun tidak bisa membalasnya, hanya diam.
Entahlah dia selalu bisa membuatku bertekuk lutut dihadapanya. Aku terlalu
mencintainya, takut kehilanganya dan mendngar penjelasanya barusan membuat ku
sedikit lega. Semoga apa yang dia ucapkan benar. Media memang sedang menyoroti
hubungan kami sejak pernyataan tidak setuju atas hubungan ku dangan Lee Min Hoo
terjalin dari ayah Min Hoo sendiri beberapa bulan lalu. Ditambah ada isu
seperti ini, semakin membuat media senang membicarakan hubungan kami.
“
ada lagi yang ingin kamu tau?” tanya nya mengeratkan pelukan.
“
memang masih ada lagi yang tidak aku tau?” aku menoleh dan melepaskan
pelukannya. Dia hanya tersenyum dan menariku kembali ke dalam pelukannya dan
semakin mendekatkan tubuhnya. Kita berhadapan sekarang.
“
tidak sayang. Kau tahu segalanya, luar dan dalamnya diri ku.”
“
aku ..”
“
aku mencintai mu” balasnya sebelum aku menyelesaikan kalimat ku dan dengan
cepat mendaratkan ciuman hangat ke bibir ku. Seolah dia selalu tau apa yang
ingin aku ucapkan, dia selalu memotongnya dan tidak pernah membiarkan aku
menyelesaikan kalimat itu “ aku mencintaimu”. Dia tidak pernah membiarkan aku
sampai tuntas mengucapkan itu seolah-olah dialah yang tergila-gila pada ku.
“
hey, kamu capek?” tanya nya. Dia menghentikan ciumannya aku rasa karena aku
sama sekali tidak merespon dan membalas ciuman itu.
“
ne, aku capek.”
“
baiklah, segeralah istirahat. Aku akan menyusul mu begitu aku selesai mandi.”
“
kamu tidur di sini malam ini?”
“
ya. Kenapa? Apakah aku harus keluar dan turun ke lantai bawah lagi?”
Aku
tersenyum. “ andwe. Pergilah mandi, aku akan menunggu mu.”
Dia
melepaskan pelukannya dan berjalan menuju koper yang bahkan aku tidak menyadari
keberadaanya dari tadi. Aku lupa kalau dia baru saja datang dari Paris dan dia
pasti langsung menuju apartemen ku begitu sampai bandara.
Ya,
kita memang sudah biasa tidur bersama. Kita tinggal di satu gedung apartemen
yang sama. Dia ada di tower sebelah lantai 8 sementara aku di lantai 18. Hal
itu kita siasati karena jadwal kita yang terlalu rapat susah untuk bertemu di
jam-jam produktif. Kalau kita pas lagi sama-sama ada di Korea dan aku tidur di
apartemen bukan di dorm super Junior biasanya dia menyusul ke apartemen ku dan
kita menghabiskan waktu bersama tengah malam. Tidak selalu berakhir di tempat
tidur, kadang kita hanya sekedar ngobrol sambil menikmati indahnya kota seoul
tengah malam dari balik jendela kaca besar di ruang tengah seperti tadi.
***
Bersambung ke chapter 2
0 komentar