MENCEGAH 7 DOSA BESAR??
cr google
Wah wah wah… judulnya gitu banget nggak sih? Haha
Bukan mentang-mentang bulan puasa gini terus sok-sok an
ngeposting larangan-larangan bikin dosa juga sih. Cuman mau kasih tahu aja ada
“Dosa” lain yang harus banget diketahui bagi siapa saja yang pengen jadi
CITIZEN JOURNALISM.
Yess, now we talk about CITIZEN JOURNALIZM..
Dua kata yang gue tulis pake huruf balok diatas sebenernya
udah lama banget beredar, banyak banget orang nyebut-nyebut entah diri sendiri
atau orang lain sebagai CJ ( Biar nggak ribet nulisnya gue singkat CJ ye,
Citizen Journalism )
But wait, are you sure you know what it is Citizen
Journalizm??
Awalnya gue juga secetek itu mikir kalau CJ itu sebatas orang
yang dengan aktif update berita di soisal media, but it was a big mistake !
Gue tahu pemikiran gue tentang CJ itu salah setelah gue dengan
random waktu mampir ke perpus kampus yang niat awalnya pinjem buku untuk
kelancaran target Proposal Skripsi gue semester ini jadi belok pinjem buku lain
yang menarik perhatian gue. Bukunya om Pepih Nugraha, yang kalo gue baca di
halaman terakhir buku nya adalah seorang wartawan senior KOMPAS. Judulnya
adalah CITIZEN JOURNALIZM.
Menurut om Pepih, seseorang tidak bisa dengan mudah dikatakan
CJ walaupun secara aktif mengupdate berita-berita di social media. Ada banyak
syarat untuk bisa dikatakan sebagai CJ. Menurut Om Pepih, warga biasa tidak
bisa serta merta menjadi Journalist hanya karena menulis atau melaporkan peristiwa
yang dilihat dan dialaminya kedalam internet atau akun social medianya. Tidak
gampang jadi wartawan atau Journalist, karena ada sekolahnya. Jadi nggak usah
sok-sok an ngaku CJ kalu hanya aktif bikin berita heboh di status FB, Twitter apalagi
di BBM !!
Fine, kegiatanya emang informative tapi apakah itu informasinya
sesui dengan kajian dan kaidah jurnalistik kan belum tentu. Karena berita yang
kita bagikan tidak bisa asal-asalan. Minimal berita tersebut memiliki nilai
berita dan juga dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya. Kalau mengacu pada
dasar jurnalistiknya pasti rumit, itu kenapa jurnalis perlu ada sekolah khusus
kan.
Nah bagi Om Pepih yang demikian, maksutnya yang sering bikin
atau berbagi berita di social media yang belum bisa memenuhi kaidah dasar
jurnalis bisa dikatakan sebagai Pewarta Warga atau biar keren sebut saja
Citizen Reporter.
Nah, disinilah perlu kita bicarakan mengenai tujuh dosa besar
dalam berbagi berita. Paul Johnson, gue nggak tahu siapa tapi dalam buku nya Om
Pepih diceritakan bahwa Paul Johnson itu sejarawan Amerika yang menulis buku berjudul : What IS Wrong With the media and how to put
it Right “ yang dimuat dalam buku
“ Pelanggaran Etika Pers “ terbita Dewan Pers. Dalam buku
tersebut diceritakan tentang tujuh dosa besar yang nggak boleh dilakukan oleh
Pers, tapi tidak ada salahnya juga kita ketahui sebagai Pewarta Warga sebagai
modal dasar kita yang ingein berkarier secara professional di bidang
jurnalisme. Dosa yang pertama
1. Penyimpangan
Informasi
Ya ini wajib banget nggak boleh dilakuin lah.
Namanya nyimpang ya pasti nggak bener, mana ada berita nggak bener loe mau
sebar-sebarin. Kalo dalam bukunya om Pepih tentang dosa pertama ini, beliau
menuliskan bahwa bagi jurnalis professional, melaporkan fakta sebenarnya adalah
Conditio sine qua non alias syarat
mutlak dan sudah mejadi pakem SOP mereka. Haram hukumnya menyebarkan berita
tanpa dasar kebenaran. Kayak berita-berita Hoak yang sering beredar, kemaren
ramai banget ngomongin AA Gym yang meninggal. Hell ya, berita itu ngawur
banget. Biasanya berita murahan kayak gitu munculnya dari netizen-netizen yang
iseng, dan sedihnya adalah ketika berita itu diolah lagi sama
infotaiment-infotaiment. Makin ngawur. Ingat ya, itu dosa !!
2. Dramatisasi
Fakta
karakter media kkita gitu banget, walaupun
emang dasar beritanya fakta tapi suka ditambah-tamahin biar kelihatan drama.
Masyarakat kita juga kan masih seneneg sama drama, jadi biar berita nya bisa
masuk ke masyarakat jadilah mengikuti karakter masyarakat kita yang suka drama.
Jadi suka bingung sekarang itu berita apa drama. Biasanya berita seperti itu
sering ada di infotaiment. Iya apa iya? Berita artis mau cerai aja udah kayak
sinetron, drama banget. Kalau menurut gue dramatisasi fakta ini jadi
mengkaburkan berita utama yang sebenrnya, jadi news valnue nya jadi berkurang.
Kita yang tertarik dengan Citizen reporter, jangan lalukan ini ya. Dosa !
fokuskan aja apa yang pengen diberitakan. Salah satu ciri berita kan singkat
padat dan jelas tanpa ada drama.
3. Serangan
Privasi
Ini praktek
yang secara sadar dan terencana dilakukan dalam peliputan kehidupan kalangan
selebritis dan tokoh public apalagi yang lagi ada skandal. Walaupun itu biasa
dilakukan oleh jurnalis media mainstream, tapi tidak menutup kemungkinan bisa
menggoda para pewarta warga. Banyak kan kasus skandal tokoh public atau seleb
yang terekpose karena tulisan dari netizen yang dengan sengaja mencari tahu
tentang rahasia atau kegiatan tokoh tersebut. Buktin nyatanya adalah PAPRAZI.
Mereka netizen biasa yang menguntit idolanya kemana-mana dan menyebarkan berita
apapun yang dia dapatkan dari hasil menguntut itu. Ingat ya, itu juga dosa!!
4. Pembunuhan
Karakter
Inilah tabu
yang sering dilanggar oleh pewarta warga. Ini terjadi biasanya kerana pewarta
warga kurang memahami cara kerja jurnalis professional yang dibekali berbagai
aturan ketat, mulai code of conducts
dari managemen perusahaan pers dimana dia bekerja, code of ethics dari organisasi profesi, sampai undang2 yang dibuat
pemerintah bersama dewan. Dengan kekuasaanya pers sering terjebak dalam
pembunuhan karakter seseorang yang diserannya secara tidak imbang. Mungkin
awalnya hanya menulis biasa, mengeluhkan karakter teman-teman dimedia sosal,
tapi jika dilakukan sering dan berulang kali, bisa jadi apa yang kita lakukan
bisa membunuh karakter teman yang sedang kita bicarakan di media social kita.
Hati-hati yang ngepost apapun di media social. Ingat dosa ya gengs.
5. Eksploitasi
Seks
Dengan
alasan apapun dosa ini nggak boleh dilakukan ya. Kita nggak boleh nulis berita
dengan unsur seks meskipun itu berita pemerkosaan sekalipun. Pemilihan kata
dalam berita seperti ini sangat rawan, jadi gunakan bahasa yang aman.
6.
Meracuni Pikiran Anak
Kalo
dosa ini biasanya dilakukan di dunia periklanan sih, figure anak dijadikan
objek iklan secara berlebihan. Kesalahan yang sering dilakukan pers saat
membuat berita tentang anak adalah menampilkan wajah anak tersebut tanpa
sensor. Apalagi kalau kasus criminal yang dilakukan anak-anak dibawah umur,
belum lagi kalau ada kasus pencabulan anak dan korban kekeran anak. Hasrusnya
media paham lah harus bagaimaana menyampaikan berita itu. Jadi para pewarta
warga, jangan dilakukan dosa ini ya.
7.
Penyalahgunaan Kekuasaan
Jadi
bukan hanya pejabat dan politikus yang sering banget salah mengartikan
kekuasaan dan kekuatan. Jurnalis juga kadang ada, oknum sih lebih tepatnya.
Mentang-mentang punya kuasa membuat opini public kemudian memeras atau
menakut-nakuti seseorang yang tengah bermasalah. Mengancam akan membuat berita
aneh-anaeh kalau nggak dikasih imbalan. Simple nya aja, ada kan pasyi wartawan
yang songong melanggar aturan lalu lintas kemudian waktu diberhentikan aparat
dengan songongnya dia mengaku dari pers dan akan mengancam bla bla dan bla …
Dosa !!
Jadi begitulah cerita tujuh dosa dan cara pencegahannya. Ini
dosa etika berbagi berita ya bukan dosa yang gimana-gimana. Puasa gini mah cari
pahala sebanyak-banyak nya aja biar masuk surga. Dosa sih bikin kita deket
neraka. Gitu kata guru ngaji gue .
0 komentar